EmitenNews.com -Mempertimbangkan terbuka lebarnya pertumbuhan industri keuangan mendorong PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) untuk resmi berganti klasifikasi sektor industri, dari sektor barang konsumer primer menjadi sektor keuangan. Dalam surat No. Peng-00236/BEI.POP/09-2023 tertanggal 29 September 2023, Bursa Efek Indonesia menjelaskan berdasarkan hasil evaluasi Insidental Klasifikasi Industri Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) mengalami perubahan Klasifikasi Industri.

 

Kata P.H Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Martin Satria D. Bako dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, klasifikasi PALM berubah, dari sebelumnya D:Barang Konsumen Primer, D2: Makanan & Minuman D23: Produk Makanan Pertanian, D232: Perkebunan & Tanaman, menjadi G: Keuangan, G5: Perusahaan Holding dan Investasi, G51: Perusahaan Holding dan Investasi, dan G512: Perusahaan Investasi.

 

Berdasarkan perubahan kalsifikasi tersebut, lanjut Martin, maka akan dilakukan penyesuaian perusahaan tercatat yang masuk dalam perhitungan indeks sektoral IDX-IC menjadi IDXFINACE (IDX sektor keuangan dari sebelumnya IDXNONCYC (IDX sektor barang konsumen primer). Dalam beberapa waktu belakangan, PALM memang tengah berfokus dalam bisnis sektor investasi. Tercatat sepanjang 2023, PALM tengah membidik investasi di emiten yang bergerak di berbagai sektor mulai dari EBT hingga media.

 

Direktur Investasi dan Portofolio PALM. Ellen Kartika mengatakan, perseroan telah memiliki pipeline investasi terhadap beberapa perusahaan publik. Meski demikian, pihaknya masih belum bisa mengungkap emiten apa saja yang tengah dibidik perseroan untuk investasi. "Untuk saat ini kami belum bisa umumkan, tapi yang jelas strategi investasi kami berfokus pada emiten sektor sumber daya alam termasuk energi terbarukan, teknologi, media dan telekomunikasi, juga logistik pergudangan," kata Ellen.

 

Adapun, per kuartal I/2023, perseroan telah memiliki portofolio investasi di PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) sebanyak 1,34 miliar saham. Harga perolehan Rp512,53 per saham dan total nilai wajar investasi Rp5,64 triliun. Selanjutnya PALM melakukan investasi ekuitas di perusahaan properti logistik, PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) sejumlah 1,25 miliar saham dengan harga perolehan Rp495,99 per saham dan nilai wajar Rp586,18 miliar. Entitas Grup Saratoga itu juga memiliki portofolio di ekuitas di perusahaan investment fund, Giyanti Time Limited sebanyak 7.024 lembar saham dengan harga perolehan Rp14,33 juta per saham atau setara US$1.001,40 per saham.

 

Nilai wajar investasi Rp111,04 miliar. Berdasarkan laporan keuangan PALM 2022, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp239,55 miliar. Laba tersebut merosot 88,10% secara year-on-year (yoy) dibanding tahun 2021 sebesar Rp2,01 triliun. Salah satu penyebab merosotnya laba perseroan lantaran pada 2022 lalu PALM beralih bisnis dari perusahaan perkebunan sawit menjadi perusahaan investasi.

 

Sebagai informasi, berdasarkan data RTI per 31 Agustus 2023, Boy Thohir menggenggam 12,5% saham PALM atau setara 889,94 juta saham. Sedangkan PT Saratoga Sentra Business memiliki saham PALM 19,87% atau sekitar 1,41 miliar saham.