EmitenNews.com - Debut Black Diamond Resources (COAL) di lintasan pasar modal Indonesia berjalan sukses. Saham perdana perseroan langsung mengalami auto rejection atas (ARA). Itu setelah menguat 35 poin alias 35 persen menjadi Rp135 per lembar.


Saham Black Diamond ditransaksikan sebanyak 67.599 lot dengan nilai transaksi Rp912,59 juta. Perusahaan mempunyai nilai kapitalisasi pasar Rp843,75 miliar. Perusahaan bergerak bidang pertambangan Batu bara melalui entitas anak.


Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) maksimum 1,25 miliar lembar atau 20 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh setelah penawaran umum. 


Menawarkan harga saham perdana sebesar Rp100 per lembar, Black Diamond mengantongi dana hasil IPO Rp125 miliar. Seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi sekitar Rp40 miliar disalurkan kepada entitas anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama (DMP) untuk keperluan belanja modal.


Lalu, sisanya akan disalurkan kepada DMP, dan digunakan untuk modal kerja. Setelah pelaksanaan IPO, komposisi pemegang saham perseroan berubah menjadi 42,00 persen milik Sujaka Lays, 24,00 persen milik PT Esa Gemilang, Arie Rinaldi 6,00 persen, PT Alam Tulus Abadi 4,00 persen, Herry Sen 4,00 persen, dan 20 persen milik masyarakat. 


Perseroan menunjuk PT Surya Fajar Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek untuk membantu pelaksanaan penawaran umum perdana saham perseroan. Selama masa penawaran berlangsung dari 1, 2, dan 5 September 2022, perseroan mencatat kelebihan permintaan atau oversubscribe sekitar 23,58 kali.


Di mana, penyebaran pembeli saham tersebar pada 35 provinsi seluruh Indonesia, dan 16 negara dunia. Kelebihan permintaan tersebut, merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor ritel, dan non-ritel terhadap kondisi perseroan, serta keyakinan atas potensi pertumbuhan perseroan dimasa mendatang. (*)