EmitenNews.com - Kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook dan Chrome Device Management (CDM) pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019-2022, turut menyeret salah satu perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adalah PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk.

Emiten dengan kode saham ZYRX itu akhirnya dicecar BEI atas dugaan keterlibatan kasus tersebut. Alhasil, manajemen Zyrex pun harus buka suara, Jumat (19/12).

Melalui keterbukaan informasi, Direktur Utama Zyrexindo Timothy Siddik, Shu menjelaskan, Perseroan adalah produsen yang melakukan produksi dan perakitan alat-alat elektronik yang terdaftar dengan KBLI 26210, yang mana tugas Perseroan dalam pengadaan laptop berbasis system operasi chrome (selanjutnya secara singkat disebut Chromebook) kepada Kemendikbudristek adalah menyediakan laptop Chromebook.

"Selayaknya prinsipal produsen, Perseroan menjual produk sesuai dengan harga yang ditawarkan pada laman e-katalog LKPP, yang mana harga tersebut merupakan harga pasar yang ditawarkan oleh Perseroan dan keuntungan yang dihasilkan dari transaksi pengadaan tersebut adalah wajar," kata Timothy.

Timothy juga menyampaikan, dalam pelaksanaan dan penetapan harga untuk pengadaan laptop Chromebook Kemendikbudristek, Perseroan telah melaksanakan pekerjaan tersebut berdasarkan Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Permendag 22 tahun 2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang, mengatur alur penyaluran barang dari produsen ke konsumen, termasuk aturan bagi produsen besar dan kecil, importir, serta ketentuan larangan distribusi langsung ke pengecer untuk produsen besar.

Seperti diketahui, Jaksa mencatat, terdapat beberapa korporasi yang diperkaya, yaitu PT Supertone (SPC) sebesar Rp44,96 miliar; PT Asus Technology Indonesia (ASUS) Rp819,26 juta; PT Tera Data Indonesia (AXIOO) Rp177,41 miliar; PT Lenovo Indonesia (Lenovo) Rp19,18 miliar; PT Zyrexindo Mandiri Buana (Zyrexx) Rp41,18 miliar; serta PT Hewlett-Packard Indonesia (Hp) Rp2,27 miliar.

Berikutnya, PT Gyra Inti Jaya (Libera) Rp101,51 miliar; PT Evercoss Technology Indonesia (Evercross) Rp341,06 juta; PT Dell Indonesia (Dell) Rp112,68 miliar; PT Bangga Teknologi Indonesia (Advan) Rp48,82 miliar; PT Acer Indonesia (Acer) Rp425,24 miliar; serta PT Bhinneka Mentari Dimensi Rp281,68 miliar. (*)