EmitenNews.com - Mendapat tugas berat sebagai Capres 2024 dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo berjanji akan berjuang sebaik-baiknya. Dari Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Gubernur Jawa Tengah itu sebagai calon presiden dari PDIP. PDIP memiliki jumlah kursi DPR RI yang memungkinkan mencalonkan Presiden 2024-2029 tanpa berkoalisi dengan partai lain.

 

Megawati Soekarnoputri menyatakan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk mengikuti Pilpres 2024. Hal ini ditetapkan dan diumumkan di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Baratm Jumat (21/4/2023). Dalam acara ini hadir Presiden Joko Widodo serta sejumlah elite PDIP antara lain Puan Maharani, Hasto Kristiyanto, Prananda Prabowo, dan Pramono Anung. 

 

“Pada jam 13.45 WIB dengan mengucap bismillah, menetapkan Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai, ditingkatkan tugasnya sebagai calon presiden,” ujar Megawati Soekarnoputri.

 

Dalam pidatonya, Megawati mengatakan penetapan capres 2024 itu, didahului sejumlah dialog dengan para petinggi partai, tokoh partai, termasuk Presiden Joko Widodo. Namun, terlepas dari itu semua, pengumuman tersebut merupakan bagian dari harapan rakyat yang disampaikan kepadanya.

 

“Demikian pengumuman ini disampaikan bertepatan dengan Hari Kartini yang telah ditetapkan oleh Bung Karno,” imbuhnya.

 

Merujuk pada UU Pemilu yang mengatur soal ambang batas untuk mengusung calon dalam pilpres (Presidential Threshold), PDIP adalah satu-satunya partai di parlemen saat ini yang bisa memajukan calonnya sendiri tanpa berkoalisi.

 

Dalam jumpa pers, bersama Megawati, Presiden Joko Widodo mengapresiasi keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengusung kadernya Ganjar Pranowo sebagai bakal capres di Pilpres 2024. Jokowi menilai Ganjar seorang pemimpin yang amat dekat dengan rakyat, sehingga layak diusung menjadi capres.

 

“Saya sangat mengapresiasi keputusan Megawati Soekarnoputri yang mengajukan bakal capres Pak Ganjar Pranowo. Pak Ganjar adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat, selalu turun ke bawah dan sangat ideologi,” kata Jokowi.

 

Jokowi menjelaskan, pergantian pemimpin itu harus ada sebuah keberlanjutan agar Indonesia bisa menjadi negara maju. Pergantian pemimpin, kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu, tidak boleh membelokkan keberlanjutan perjuangan bangsa Indonesia. Pemimpin yang baru harus terus melanjutkan visi dan misi bangsa, toleransi dan kebersamaan. Pembangunan yang Indonesiasentris harus menjadi kepentingan nasional.