EmitenNews.com -  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure atau capex) sebesar Rp 2,9 triliun pada 2022, yang akan digunakan untuk ekspansi usaha. Rencananya, perseroan tidak hanya bermain di area batu bara, tetapi juga bakal merambah ke sektor hilir.

 

"Jadi,  capex  kita tahun ini Rp 2,9 triliun. Kami ingin  capex  yang dianggarkan tahun ini realisasinya tercapai optimal. Kami sampaikan  capex  tahun lalu sebesar Rp 3,8 triliun. Tapi, pencapaiannya hanya 48%," ungkap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin, Rabu (16/3/2022).

 

Karena itu, penggunaan  capex  pada 2022 akan difokuskan pada tiga hal. Pertama, untuk pengembangan usaha PTBA. Kedua, pengembangan anak usaha dan ketiga untuk membiayai operasional seluruh tim. Farida menyebut, saat ini perseroan memiliki  cash  yang cukup likuid sebesar Rp 13,3 triliun, sehingga PTBA sangat sehat tanpa beban utang.

 

Selain itu, Farida menambahkan, pada tahun ini perseroan juga menargetkan seluruh aspek yang menjadi indikator mengalami peningkatan. Mulai dari volume produksi yang tahun ini dipacu naik menjadi 34 juta ton dibandingkan tahun lalu yang realisasinya 30 juta ton.

 

Kemudian dari sisi volume angkutan, emiten batu bara pelat merah ini juga menargetkan peningkatan menjadi 31,5 juta ton daripada tahun lalu 25,4 juta ton.

Begitupun dengan penjualan tahun ini bakal meningkat signifikan menjadi 37,1 juta ton dibandingkan penjualan tahun sebelumnya 28,4 juta ton. Termasuk,  stripping ratio  yang diupayakan meningkat menjadi 5,5 kali dari sebelumnya 4,7 kali.

 

Menurut Farida, peningkatan stripping ratio pada 2022 ini sejalan dengan volume produksi yang ditargetkan meningkat sehingga PTBA harus membuka area lahan pertambangan baru. "Apabila, kita membuka area pertambangan baru maka bisa dipastikan kita akan melihat  stripping ratio  naik. Karena itu, kami sampaikan  stripping ratio  2022 akan lebih tinggi dibandingkan 2021," jelas Farida.

 

Untuk itu, perseroan melakukan beberapa inovasi dengan melakukan digitalisasi terhadap area pertambangan agar dapat dikontrol dengan baik sehingga berdampak pada efisiensi. Selanjutnya, PTBA juga melakukan digitalisasi pada infrastruktur pendukung pertambangan. "Jadi, kita sudah bisa melihat dan meramal berapa lama kemungkinan akan terjadi curah hujan dan berapa lama efeknya ke area pertambangan kita," terangnya.

 

Ke depan, perseroan menargetkan tidak hanya fokus di area batu bara, tetapi juga ingin memperluas usahanya di sektor hilirisasi. Buktinya, dari sisi pengembangan usaha, perseroan mulai meningkatkan kapasitas angkutan. Sebab angkutan merupakan unsur pendukung dari seluruh bisnis Bukit Asam.