EmitenNews.com - Midi Utama Indonesia (MIDI) sepanjang 2023 pertumbuhan pendapatan konsolidasian diproyeksi mencapai 11 persen. Di mana, pertumbuhan penjualan atas toko yang sama alias same-stores sales growth (SSSG) Alfamidi kuartal IV-2023 diproyeksi mencapai mid-single digit, lebih tinggi dibanding SSSG kuartal ke-3 tahun 2023. 


SSSG Alfamidi untuk tahun 2023 diproyeksi sesuai dengan target perseroan 6 persen. Nah, dari sisi pengembangan gerai, tahun 2023 ini sampai November 2023, jumlah gerai Alfamidi dikelola perseroan bertambah sejumlah 49 gerai menjadi 2.220 gerai. Format convenience store Lawson dikelola entitas anak, jumlah gerai Lawson bertambah 454 gerai, terdiri dari 227 gerai format stand-alone, dan 227 gerai format store-in-store menjadi 646 gerai, terdiri dari 341 gerai format stand-alone, dan 305 gerai format store-in-store. 


Dengan pengembangan gerai Lawson itu, kontribusi gerai Lawson terhadap pendapatan konsolidasian perseroan 5,9 persen per 30 September 2023, diproyeksi mencapai 6,2-6,3 persen sampai akhir 2023, meningkat dari 3,2 persen pada 2022. 


Guna mendukung pengembangan gerai perseroan, pada November 2023, perseroan telah merelokasi operasional gudang sebelumnya disewa di Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta ke gudang baru di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). Kapasitas normal gudang baru bisa menyuplai ke 300 gerai, naik sejumlah 220 gerai dibanding gudang disewa sebelumnya. 


Prospek 2024, perseroan tetap optimis dengan prospek bisnis ritel. Melalui perencanaan matang, dan eksekusi  cepat, tepat, dan berdasar analisis risiko terukur serta sinergi dari seluruh karyawan, perseroan berharap dapat terus menghadirkan layanan ritel makin berkualitas guna memenuhi kebutuhan pelanggan, dan memberikan yang terbaik kepada seluruh stakeholders. 


Nah, dari sisi pendapatan, perseroan menarget pertumbuhan pendapatan konsolidasian 11 persen. DI mana, target SSSG Alfamidi 6 persen. Itu bisa menjual lebih banyak jenis produk terutama produk makanan segar sehingga diharap bisa meningkatkan penjualan dan margin. Soal belanja modal alias capital expenditure (Capex), kebutuhan tahun depan diproyeksi berkisar Rp1,4 triliun. Sumber pendanaan dari internal kas perseroan, dan dana dari hasil penerbitan saham baru alias right issue pada 2023. (*)