Gubernur Bank Sentral Anggota SEACEN Sepakat Perkuat Kolaborasi
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo ketika berbicara pada ascara South East Asian Central Banks (SEACEN) Governors' Conference ke-61 di Bali (28/10).(Foto: BI)
EmitenNews.com - Para gubernur bank sentral negara anggota SEACEN sepakat memperkuat ketahanan ekonomi kawasan melalui kolaborasi regional yang lebih erat di tengah ketidakpastian global, transformasi digital, dan transisi menuju ekonomi berkelanjutan. Dengan skala ekonomi yang besar, Asia memiliki potensi dalam membentuk tatanan ekonomi regional yang lebih tangguh dan inklusif.
Semangat inilah yang mewarnai diskusi dalam penyelenggaraan South East Asian Central Banks (SEACEN) Governors' Conference ke-61 di Bali (28/10). Konferensi ini menjadi wadah pertukaran gagasan sebagai bagian penguatan kerja sama antarbank sentral di kawasan dalam konteks pengembangan kapasitas, kebijakan, dan kelembagaan.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menekankan bahwa saat ini adalah waktunya negara-negara kawasan bertindak bersama memperkuat ketahanan ekonomi. “Kita sedang menghadapi tantangan besar. Karena itu, kolaborasi regional dan penguatan kapasitas kelembagaan menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan dan ketahanan ekonomi kawasan", tegas Gubernur Perry.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Perry membagikan 5 (lima) langkah utama yang ditempuh Bank Indonesia dalam merespons dinamika dan tantangan. Pertama, memperkuat kerangka bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran agar berjalan terpadu. Kedua, memperkuat pengawasan sistemik, termasuk pendalaman pasar uang dan pengawasan terhadap lembaga keuangan non-bank.
Ketiga, mempercepat konektivitas pembayaran digital lintas negara, baik ritel maupun wholesale. Keempat, memperkuat kapasitas kelembagaan guna menjaga independensi bank sentral sekaligus memastikan sinergi dengan pemerintah dan sektor riil. Kelima, mengembangkan kapasitas sumber daya manusia agar siap menghadapi tantangan kebanksentralan ke depan.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif SEACEN, Dr Cyn-Young Park, menyampaikan, “Kerja sama ekonomi bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk membuka potensi pertumbuhan, mendorong inovasi, dan memperkuat ketahanan di dunia yang penuh ketidakpastian."
Rangkaian pertemuan SEACEN ini menjadi awal masa transisi Bank Indonesia menuju keketuaan SEACEN, yang akan resmi dijalankan tahun 2026 menggantikan Bank of Korea. SEACEN merupakan forum kerja sama antarbank sentral di kawasan Asia-Pasifik1 yang berfokus pada penguatan kapasitas kelembagaan, dan riset kebijakan.
Kepemimpinan Bank Indonesia di SEACEN pada tahun 2026 mencerminkan pengakuan terhadap peran aktif Indonesia dalam memperkuat kapasitas kebanksentralan di kawasan, sekaligus mendorong agar hasil riset dan pelatihan SEACEN semakin berkontribusi terhadap kebijakan di negara anggota.
Sesi dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan sejumlah narasumber prominen antara lain Bank for International Settlement, UnionPay, Sustainable Finance Institute Asia, dan Hong Kong Green Finance Association, Kemenko Perekonomian, UC Berkeley, East Asian Institute, hingga beberapa bank sentral anggota SEACEN, seperti People's Bank of China, Monetary Authority of Singapore, dan Bangko Sentral ng Pilipinas.
Menutup konferensi di hari pertama, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ricky P. Gozali, menyampaikan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi dinamika geoekonomi global yang bergerak sangat cepat, mengubah arah perdagangan, investasi, dan arus teknologi. “Dalam konteks ini, pendalaman integrasi keuangan di Asia bukan sekadar tujuan, tetapi menjadi kebutuhan strategis untuk menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan," ujar Ricky.
Melanjutkan konferensi di hari pertama, Board of Governors Meeting ke-45 akan digelar pada 29 Oktober 2025. Pertemuan akan membahas arah dan rancangan strategis SEACEN 2026–2030, sebagai bentuk penguatan peran SEACEN sebagai mitra pengembangan kapasitas bank sentral di kawasan agar tetap adaptif.(*)
Related News
Ditjen IKFT Gandeng ITB Kembangkan Pemurnian Silika dan Grafit
R&I Pertahankan Rating Indonesia di BBB+ dengan Outlook Stabil
Menkeu: Penempatan Rp200T di Bank Himbara untuk Bangun Ekspektasi
Harga Emas Antam Kembali Turun Rp15.000 per Gram
BTN Resmi Luncurkan Tabungan BTN - HKBP
Utang Pemerintah di Atas Rp9.000 Triliun, Purbaya Bagikan Strateginya





