EmitenNews.com - Begini cara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menyikapi Gunung Merapi yang kembali erupsi, Sabtu (11/3/2023). Raja Yogya itu menyebutkan, erupsi Gunung Merapi bermanfaat untuk menambal lahan-lahan berlubang di sekitar gunung yang rusak akibat aktivitas tambang pasir. Minggu (12/3/2023) pagi, ada guguran awan panas sebanyak enam kali.

 

Menurut Sultan HB X, erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3) bermanfaat untuk menambal lahan-lahan berlubang di sekitar gunung yang rusak akibat aktivitas tambang pasir. Aktivitas vulkanik Merapi akan berhenti sendiri meski butuh waktu tidak sebentar.

 

"Yang penting 'ngebaki' (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu waktu lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang," kata Sultan HB X, di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu (11/3/2023).

 

Sejauh ini, status Merapi masih Level III. Tidak berubah sejak November 2020. Sejauh ini belum ada imbauan evakuasi bagi warga sekitar sebab luncuran awan panas guguran masih belum melampaui jarak aman rekomendasi BPPTKG.

 

Sultan meminta agar masyarakat tak perlu panik menghadapi awan panas guguran yang meluncur sampai maksimal empat kilometer. "Sekarang memang harus keluar ya memang 'nyembur', tapi kan hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang di sekitar situ."

 

Satu hal, Sultan menyatakan Gunung Merapi tak akan erupsi besar seperti pada 2010 silam. Menurutnya, pola erupsi di gunung api aktif itu sudah mengalami perubahan dari sebelumnya. "Enggak akan meletus seperti dulu. Sudah berbeda, wong sudah 10 tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus."

 

Sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan erupsi Merapi pada Sabtu merupakan terbesar kedua setelah erupsi pada 2021. Awan panas guguran tercatat 24 kali tetapi tak sebanyak 52 kali yang terjadi pada 27 Januari 2021. ***