Hati-hati! Dua Saham Ini Bergerak Tak Wajar

Gambar gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa pihaknya sedang memantau pergerakan saham PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) dan PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) akibat adanya kenaikan harga saham yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA).
Melansir data dari RTI, saham HDFA dalam seminggu bergerak menguat sebanyak 37,23%, sementara dalam sebulan saham HDFA menguat 41,76%.
Disisi lain, saham KONI menguat 37,29% selama seminggu dan naik 39,66% selama sebulan.
Pengawasan ini dilakukan karena pergerakan harga kedua saham tersebut dinilai di luar kebiasaan dan berpotensi membahayakan stabilitas perdagangan di pasar modal.
Informasi terbaru terkait kedua perusahaan tercatat tersebut terakhir dipublikasikan pada 6 dan 7 Agustus 2024 melalui situs resmi BEI. Informasi tersebut terkait dengan registrasi pemegang efek, yang merupakan bagian dari upaya BEI untuk memastikan transparansi dan kepatuhan emiten terhadap peraturan yang berlaku.
Terkait UMA pada saham HDFA dan KONI, BEI menyampaikan bahwa saat ini tengah mencermati pola transaksi yang terjadi. Investor diminta untuk memperhatikan jawaban dari emiten atas permintaan konfirmasi dari bursa serta memantau setiap perkembangan terbaru yang muncul dari emiten terkait.
Selain itu, BEI juga mengimbau para investor untuk lebih cermat dalam menilai kinerja perusahaan, terutama yang terkait dengan setiap keterbukaan informasi yang diberikan oleh emiten. Investor disarankan untuk mengkaji dengan seksama setiap aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan tercatat, terutama jika aksi tersebut belum mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Related News

Kompak! Penjualan & Laba HM Sampoerna (HMSP)Tergerus di Kuartal I

EMTK Bagikan Dividen Jumbo, Ini Jadwalnya

BCA (BBCA) Dinilai Pertahankan Posisi Ini

KB Bank (BBKP) Bukukan Laba Rp352M di Kuartal I

BRImo FSTVL 2024, Nasabah BRI Bawa Pulang BMW & Tabungan Emas

Anjlok 59 Persen, Laba PANI Kuartal I-2025 Sisa Rp49,57 Miliar