EmitenNews.com - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menggelar peringatan HUT ke-37 bertema “Transforming Together for a Stronger Tomorrow” di Jakarta, Jumat (12/12/2025). Acara tersebut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Umum AEI Armand Wahyudi Hartono, Ketua Dewan Kehormatan AEI Budiarsa Sastrawinata, Kepala Departemen Pengawasan Emiten dan Perusahaan Publik OJK Novira Indrianingrum, serta Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.

Dalam kesempatan itu, Menteri Airlangga menyampaikan perkembangan positif pasar modal Indonesia melalui data IPO dan prospek ekonomi 2026. 

Ia merinci, “Tadi saya bicara dengan Pak Arman, perusahaan IPO kita tahun ini 24 dan dana yang dikumpulkan 15,2 triliun dan per Desember ada 13 perusahaan yang siap IPO di pipeline. Tujuh I antaranya adalah perusahaan (beraset) besar yang tentu menunjukkan optimisme kepada market dan sepertinya ada spillover (bergeser) ke Januari. Harapannya Januari akan positif.”

Airlangga juga mengemukakan perubahan situasi ekonomi menuju tahun mendatang. 

January effect akan membawa kita untuk ekonomi yang lebih baik di tahun 2026. Nah, dengan ini dapat dikatakan bahwa tahun depan kita sudah bukan headwind tetapi kita menghadapi harapannya tailwind. Dengan demikian yang di-manage adalah upside risk lebih tinggi daripada downside risk dan Indonesia based in economic growth di 5,4%. Jadi harapannya tentu kita bisa tumbuh lebih cepat,” ujar Airlangga.

Ketua Umum AEI, Armand Wahyudi Hartono, turut bersenada menambahkan optimismenya terhadap peningkatan kualitas emiten di tahun mendatang. 

Ia menekankan perlunya penguatan tata kelola (Good Corporate Governance/GCG), transparansi, dan Environment, Social, Governance (ESG) sebagai pondasi agar emiten domestik semakin kompetitif di tingkat global. 

Menurut Armand, komitmen tersebut akan memperkokoh fundamental pasar modal Indonesia sekaligus memperluas kepercayaan investor.

Berlanjut dari sisi otoritas bursa, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, turut menjelaskan bahwa, "Hingga akhir November 2025, IHSG tercatat telah menguat lebih dari 20 persen year-to-date dan penguatan ini bahkan melampaui sejumlah bursa global seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia dan sejumlah negara di ASEAN.”

Selain itu, BEI juga mencatat bahwa rata-rata nilai transaksi harian tumbuh 34 persen menjadi lebih dari Rp17 triliun per hari. Kondisi tersebut menunjukkan partisipasi investor yang semakin aktif, didukung oleh kepercayaan terhadap stabilitas fundamental ekonomi domestik serta meningkatnya minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal.

Hingga Desember 2025, sebanyak 25 perusahaan telah melaksanakan IPO, sementara 13 perusahaan lainnya dikabarkan tengah berada dalam pipeline pencatatan. Pertumbuhan suplai saham baru ini memperlihatkan semakin kuatnya ekosistem pasar modal, sekaligus menegaskan peran AEI dan otoritas dalam menjaga momentum pertumbuhan menuju 2026.