EmitenNews.com -

S&P500 dan Nasdaq tergelincir ke teritori negatif pada perdagangan Kamis (20/07/23) diseret turun oleh anjloknya saham Tesla & Netflix setelah mereka melaporkan kinerja kuartalan, namun Dow Jones mempertahankan kenaikan selama 9 hari berturut-turut berkat melonjaknya saham Johnson & Johnson menyusul perkiraan kinerja tahunan yang kuat. Turunnya Nasdaq kali ini adalah persentase penurunan harian terbesar sejak 9 Maret, sementara rentetan kemenangan Dow Jones ini merupakan yang terpanjang sejak September 2017. 

 

Nasdaq sendiri telah meroket 34.4% tahun ini melebihi level tertinggi April 2022, didukung oleh rally tak berkesudahan pada saham-saham megacap seperti Nvidia & Meta didukung oleh optimisme seputar Artificial Intelligence (AI), kuatnya ekonomi AS di atas perkiraan, dan ekspektasi bahwa Federal Reserve telah mendekati akhir dari trend naik suku bunga yang agresif. Data ekonomi yang dirilis hari Kamis juga mengindikasikan pasar tenaga kerja masih lumayan ketat, sementara sektor perumahan dan manufaktur masih lesu. 

 

Klaim pengangguran AS pada pekan lalu secara tidak terduga drop menyentuh level terendah dalam 2 bulan. Penurunan selama dua minggu berturut-turut ini mengangkat optimisme bahwa ekonomi AS mampu terhindar dari resesi pada tahun ini. Adapun Inflasi AS terdata makin melandai di bulan Juni, namun kuatnya pasar tenaga kerja juga menopang pertumbuhan upah, dengan demikian membantu daya beli masyarakat tetap terjaga. 

 

Di sisi lain, Philadelphia Fed Manufacturing Index yang dipandang cukup penting dalam menggambarkan kondisi usaha khususnya di Philadephia, terungkap semakin memburuk pada bulan Juli ini.

 

Dari benua lain, China menahan suku bunga acuan tetap di level 3.55% demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi mereka yang masih lesu pasca COVID lockdown. Sedangkan Jerman melaporkan PPI (Juni) yang ternyata masih sedikit lebih memanas daripada ekspektasi. Hal yang sama juga terjadi di Jepang yang melaporkan National CPI & Core CPI untuk bulan Juni di mana posisi mereka juga sedikit naik dibanding bulan Mei. 

 

Adapun pagi ini Korea Selatan juga telah merilis data PPI (Juni) yang ternyata terjadi deflasi baik secara tahunan maupun bulanan. Siang hari nanti pelaku pasar baru akan menyorot Inggris terkait laporan ekonomi apakah kelesuan pada Retail Sales terbukti mampu berkurang pada bulan Juni lalu.

 

Dari sudut komoditas, harga minyak tak banyak bergerak karena turunnya persediaan minyak mentah AS lebih rendah dari perkiraan potensi prospek permintaan global yang lebih lemah membuat investor berhati-hati. Sementara itu, harga emas naik mencapai tertinggi lebih dari dua bulan karena data Inflasi Inggris yang menjinak memberi lebih banyak spekulasi bahwa trend naik suku bunga global hampir mencapai puncaknya, selain juga terbantu oleh pelemahan US Dollar.

 

IHSG menorehkan kenaikan 33.99 points/+0.5% ke level 6864.19, dengan demikian mengkonfirmasi IHSG aman di atas Support MA10 setelah pullback sejenak dalam Uptrend jangka pendek ini.