EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengorbit zona hijau hari ini, Selasa (18/1). Kondisi efek terseret bursa Asia sudah menyusuri zona hijau. Meski begitu, masih akan terbatas karena sentimen terbatas.


Maklum, setelah rilis neraca dagang Indonesia, para pelaku pasar akan masih menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) tentang suku bunga. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.600, dan resisten 6.680,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas.


Sejatinya, IHSG membentuk candle hitam tebal, namun masih tertahan pada MA 20. Kondisi itu, memberi fase konsolidasi untuk IHSG masih berlanjut. Itu didukung indicator stochastic berada pada area netral. Beberapa saham berpotensi naik antara lain WMPP, HOKI, PPRO, BSDE, JSMR, PGAS, SCMA, UNTR, PWON, dan SMCB.


Kemarin, IHSG ditutup minus 0,72 persen ke level 6.645,05. Koreksi IHSG makin dalam pada sesi dua perdagangan setelah rilis neraca dagang Indonesia surplus namun di bawah konsensus pasar. Sektor pendorong pelemahan technology anjlok 4,27 persen, basic materials minus 1,69 persen, dan infrastruktur turun 1,05 persen. Investor asing membukukan net buy pasar reguler Rp284,02 miliar dengan saham-saham paling banyak dibeli BBRI, BBNI, dan ARTO.


Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, sedang merayakan Martin Luther King Jr. Day atau sedang libur nasional. Artinya, masih minim sentimen setelah rilis laporan keuangan sejumlah emiten kuartal empat 2021 kurang memuaskan khususnya sektor finansial. Apalagi, data penjualan ritel AS mengecewakan.


Bursa Asia pagi ini menghuni zona hijau. Indeks Nikkei 225 surplus 0,46 persen, dan indeks Kospi menguat 0,16 persen. Investor Asia Khsusnya China merespon rilis GDP China mengalami pelemahan. Namun, koreksi itu di atas forecast para pelaku pasar, penjualan retail China mengalami pelemahan. (*)