Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Cenderung Menguat
Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street akhir pekan lalu kompak ditutup menguat. Itu ditopang kenaikan saham teknologi berkapitalisasi besar yaitu Amazon. Saham Amazon meroket 9,6 persen usai melaporkan kinerja keuangan lebih baik dari ekspektasi.
Pendapatan Amazon terutama segmen bisnis komputasi melejit 20 persen jauh lebih baik dari ekspektasi pasar. Kinerja solid itu, klaim CEO Amazon, Andy Jassy ditopang lonjakan permintaan teknologi kecerdasan buatan (AI), dan infrastruktur inti. Kenaikan signifikan Amazon itu, membuat emiten berhubungan teknologi kecerdasan buatan lainnya juga mencatat kenaikan cukup tinggi.
Di antaranya Palantir melesat 3,04 persen, dan Oracle membukukan penguatan 2,23 persen. Penguatan mayoritas indeks bursa Wall Street, aksi beli investor asing berlanjut, dan nyaris seluruh emiten melansir laboran keuangan diprediksi akan menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, tren penurunan harga emas terus merosot berpeluang menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 8.105-8.045, dan resistance 8.225-8.280.
Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan para investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA), Japfa Comfeed (JPFA), Unilever Indonesia (UNVR), Dharma Satya Nusantara (DSNG), dan London Sumatera Plantations alias Lonsum (LSIP). (*)
Related News
Mentan Dorong Produksi Daging dari Dalam Negeri
IHSG Menguat 1,16 Persen di Sesi I, Sektor Ini Pendorongnya
Industri Kreatif Harus Mampu Hasilkan Produk Inovatif
Suplai Meningkat, Harga Referensi Kakao Turun 14,5 Persen
Perluas Akses Reksa Dana, Principal Indonesia Gandeng Hana Bank
Sideways, IHSG Jelajahi 8.000-8.280





