Ikuti Jejak Wall Street, Kilau IHSG Makin Kinclong

Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin melanjutkan penguatan. Kondisi itu, mengantarkan S&P 500, dan Nasdaq ke level tertinggi sepanjang sejarah. Itu seiring sikap investor kembali acuh terhadap perkembangan kebijakan tarif impor diterapkan pemerintah Amerika.
Seperti diketahui, sebelumnya setelah mengirim banyak surat pemberitahuan pengenaan tarif mulai berlaku pada 1 Agustus ke negara mitra dagang, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trum mengumumkan pengenaan tarif impor 50 persen untuk Brazil karena dianggap tidak fair dalam melakukan hubungan perdagangan.
Selain itu, tindakan tersebut juga sebagai pembalasan atas upaya persidangan terhadap mantan presiden Brazil Jair Bilsonaro yang sebelumnya berusaha untuk mengubah hasil pemilu 2022. Menyusul pengenaan tarif itut, Brazil membalas dengan penerapan tarif setara yaitu 50 persen.
Apresiasi lanjutan indeks bursa Wall Street seiring kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif mereda diprediksi menjadi sentimen positif pasar. Penguatan harga mayoritas komoditas, dan aksi korporasi emiten berpeluang menjadi tambahan sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).
So, indeks diprediksi melanjutkan penguatan. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 11 Juli 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 6.945-6.885, dan resistance 7.065-7.125. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjagokan sejumlah saham berikut sebagai jujukan investasi.
Yaitu, antara lain Unilever Indonesia (UNVR), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS), Bank BTPN Syariah (BTPS), Pertamina Geothermal Energy (PGEO), dan Telkom Indonesia (TLKM). (*)
Related News

IHSG Ditutup Kembali Menguat 0,60 Persen ke Level 7.047

Komdigi Luncurkan AI Center, Gandeng Indosat, Cisco & NVIDIA

PIS Berhasil Tekan Beban Operasional 37,9 Persen di 2024

IHSG Naik 0,43 Persen di Sesi I

88 Persen Listriknya Rendah Karbon, Brasil Mitra Utama Transisi Energi

PIS Berhasil Tekan Beban Operasional 37,9 Persen di 2024