EmitenNews.com - Kita kehilangan ilmuwan politik nasional yang senantiasa berpikir kritis. Prof. Dr. Mochtar Pabottingi telah pergi, Minggu (4/6/2023) dini hari, dalam perawatan di rumah sakit. Pakar politik, yang juga penulis, terutama puisi, dan novel itu, mengalami koma setelah terkena serangan jantung, pada Sabtu pagi, 22 April 2023, bertepatan dengan Idul Fitri 1444 Hijriyah. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut menyalatkan jenasah, Minggu siang, sebelum melepas ke pemakaman.

 

JK ikut menyalatkan jenazah Mochtar Pabottingi di Masjid AR Rahim, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Selain JK, berbaur dengan tetangga, kerabat, dan simpatisan, Ibu Mufida Kalla juga ikut mensalatkan jenasah. Kini, jenazah Mochtar Pabottingi telah dimakamkan di TPU Layur Rawamangun, Jakarta Timur. 

 

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla menyatakan duka cita mendalam atas meninggalnya Mochtar Pabottingi. JK menyebut, kepergian pria kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan, 17 Juli 1945 itu, sebuah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.

 

JK bersaksi, Mochtar Pabottingi, rekannya sejak di Makassar, merupakan sosok cendekiawan yang telah memberi banyak sumbangan pemikiran bagi bangsa dan negara. Ia mengaku sangat kehilangan sosok yang meninggal pada usia 77 tahun itu. 

 

"Kita semua kenal beliau adalah cendekiawan muslim yang baik dan banyak sumbangan pemikiran bagi bangsa dan negara ini. Kita semua semua merasa kehilangan," ujar JK yang didaulat memberikan sambutan saat pelepasan jenasah di masjid Muhammadiyah, di lingkungan kediaman Mochtar Pabottingi itu.

 

Menko Polhukam Mahfud MD juga hadir di rumah duka, dan sempat menyolatkan jenasah, seraya mengungkapkan doa keselamatan bagi arwah Mochtar Pabotting. Di tengah para pelayat, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, bersaksi betapa Mochtar Pabottingi ilmuan politik yang berintegritas, santun, meski tetap kritis. 

 

Kabar meninggalnya ilmuan politik dari LIPI itu, dibagikan oleh pihak keluarga, yang dibagikan lewat grup media sosial, dan beredar di tengah masyarakat. Pihak keluarga, sang istri Nahdia Julihar, dan keempat anak mereka, tiga laki-laki dan seorang perempun, memohon kepada khalayak agar memaafkan ayahanda.

 

Mantan Kepala Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif juga membagikan kabar duka itu: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang ke hadirat Ilahi Bapak Mochtar Pabottingi. Hari Minggu dini hari, jam 00.30. Semoga almarhum kembali dengan husnul khatimah dan bisa beristirahat dengan damai. Semoga pula segenap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan." ***