EmitenNews.com - Bukan Malaysia, apalagi Belanda, Indonesia yang seharusnya menentukan harga ekspor sawit Indonesia. Sebagai penghasil sawit terbesar di dunia, Indonesia segera meluncurkan Bursa Komoditas Sawit akan rilis dalam waktu dekat. Targetnya, akhir Juli 2023, Indonesia sudah memiliki bursa sawit. Instrumen yang akan menjadi sebuah acuan harga minyak sawit, atau CPO Indonesia untuk ekspor.


Dalam keterangannya, Selasa (11/7/2023), Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan Bursa Komoditas Sawit adalah keinginan dari Presiden Joko Widodo. Indonesia merupakan negara produsen sawit terbesar di dunia. Jadi yang menentukan harga sawit dunia adalah Indonesia, bukan Malaysia atau Belanda.

 

"Presiden mengatakan kita sawit terbesar kok mengacu ke Malaysia harganya, terus mengacu ke Belanda. Jadi kita kalau menghitung harga lihat dulu Bursa Malaysia, Bursa Belanda lha kita gak ada," ungkap Zulkifli Hasan.

 

Zulhas ingin Bursa Komoditas Sawit nantinya mempermudah pengusaha kelapa sawit Indonesia. Bukan justru mempersulit atau membuat bingung.

 

"Ini penting, tapi jangan sampai bursa ini mempersulit atau menambah rantai birokrasi yang gak perlu. Prinsipnya ada bursa justru untuk mempermudah bukan membuat susah," katanya.

 

Data Kementeria Pertanian menyebutkan, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton. ***