EmitenNews.com - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) didorong untuk melakukan pemecahan nilai saham alias stock split, setelah harga sahamnya melampaui batas psikologis Rp 10 ribu. Dengan pemecahan nilai saham, diharapkan saham BMRI dapat lebih attraktif dan terjangkau investor ritel.  


Menurut Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe, harga saham BMRI yang melampaui Rp 10.000 dinilai perlu segera untuk pemecahan nilai saham (stock split) agar bergerak lebih dinamis.  Saat ini nilai nominal saham BMRI di level Rp250 per lembar.


BMRI layak jika dilakukan stock split atau pepemecahan nilai nominal dari Rp250 menjadi Rp125 per saham atau rasio 1:2. Sehingga prospek peningkatan harga sahamnya makin besar dan bakal lebih terjangkau oleh investor ritel, jelas Kiswoyo.


Terlebih saham bank BUMN ini merupakan salah satu penggerak IHSG, dengan bobot menempati posisi ketiga, setelah saham BBCA dan BBRI.  


Sebelumnya saham BMRI melakukan stock split atau pemecahan nilai nominal saham dari Rp500 menjadi Rp250 per saham atau rasio 1:2 pada 2017.


Kalau patokannya IHSG, investor asing hingga lokal ritel pasti belinya saham BMRI, BBRI, dan BBCA. Sebagai penggerak IHSG, tentu saham BMRI banyak diburu oleh investor asing maupun investor lokal, termasuk ritel," tambah Kiswoyo.


Terlebih, sektor perbankan merupakan sektor penopang perekonomian yang akan terus bertumbuh. Ditambah, pemulihan kinerja Bank Mandiri selama masa pandemi tergolong lebih cepat dan di atas ekspektasi. Hal itu tercermin dari pertumbuhan laba perseroan.


Harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus mendaki dengan kisaran pergerakan Rp 9.950-10.200. Pada perdagangan Kamis (3/11/2022), harga saham bank BUMN ini mencapai Rp 10.175 atau menguat Rp 100 (0,9%) dari penutupan sebelumnya.


Hingga kuartal III-2022, laba bersih konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp 30,7 triliun atau melesat 59,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bukan hanya itu, menurut Kiswoyo, emiten berkode saham BMRI ini merupakan satu-satunya bank yang telah menerapkan layanan digital banking untuk segmen consumer maupun sektor usaha.


"Jadi, di segmen consumer, BMRI punya super apps  livin by mandiri. Sedangkan di sektor usaha melalui Kopra by Mandiri," tandas Kiswoyo.