EmitenNews.com - Integrasi Semen Indonesia alias SIG (SMGR) dan Semen Baturaja (SMBR) dinilai berdampak positif bagi industri semen nasional. Langkah itu, memantapkan posisi SIG sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan regional, seiring peningkatan pangsa pasar, pertambahan portofolio produk, dan jaringan distribusi makin luas.


”Integrasi akan memberi nilai tambah melalui efisiensi, dan sinergi Rp1,65 triliun periode 2022-2026,” tutur Andriano Hosny Panangian, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG, Kamis (15/12).


Integrasi Semen Baturaja dalam SIG dilakukan melalui mekanisme right issue. Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 51,01 persen, Pemerintah Indonesia mengambil bagian melalui inbreng dengan mengalihkan 7.499.999.999 saham seri B atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Semen Baturaja.


Selanjutnya, porsi publik akan disetorkan dalam bentuk tunai. Transaksi inbreng tersebut akan membuat SIG menjadi pemegang saham mayoritas pada Semen Baturaja. Dana hasil right issue untuk program Environmental, Social, and Governance (ESG) guna mendukung kinerja perusahaan melalui inisiatif penambahan fasilitas. Meningkatkan pemanfaatan bahan bakar, bahan baku alternatif, dan pembangunan fasilitas penyiapan. Itu untuk pemanfaatan limbah menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan, dan pengembangan bisnis.


Integrasi itu, diharap memenuhi permintaan semen pasca-pandemi, mendukung kelancaran penyediaan, dan distribusi pasokan semen untuk pembangunan nasional. Semen Baturaja menjadi bagian SIG akan meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen, dan memperkuat posisi BUMN Sub-Klaster Semen menghadapi kondisi pasar kompetitif.


SIG memiliki empat strategi utama terbukti efektif. Antara lain mendorong pertumbuhan berkelanjutan, lebih dekat dengan pelanggan melalui beragam produk, dan solusi ramah lingkungan, peningkatan operational excellence, digitalisasi value chain, dan kepemimpinan pasar domestik.


Periode Januari-September 2022, SIG mencatat EBITDA naik 0,6 persen menjadi Rp5,73 triliun, dan margin EBITDA meningkat 0,1 persen menjadi 22,7 persen. Laba bersih naik 18,9 persen menjadi Rp1,65 triliun, dan margin laba bersih melejit 1 persen menjadi 6,5 persen dibanding tahun lalu.


Hingga September 2022, SIG berhasil menekan emisi karbon 2,1 persen dibanding periode sama tahun lalu, dikontribusi penurunan clinker factor 1 persen, dan peningkatan TSR 1,6 persen. Itu sejalan komitmen BUMN mendukung, menerapkan transisi energi, dan menjalankan prinsip keberlangsungan energi untuk masa depan. (*)