EmitenNews.com - Dalam rangkaian kegiatannya di Amerika Serikat, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan intensif dengan para investor dan emerging market bond holde. Yaitu Lazard, Citadel, Lord Abbet, Black Rock, Mackay Shields, HSBC AM, dan Van Eck.


Dalam pertemuan ini Menkeu menyampaikan perkembangan pemulihan ekonomi Indonesia sejak pandemi Covid-19 dan yang sekarang dihadapkan gejolak keuangan global serta krisis pangan dan energi dunia. Menkeu juga menjelaskan kebijakan APBN 2022 dan arah kebijakan fiskal APBN 2023 dalam mengelola berbagai gejolak luar biasa ini.


Di sisi lain, dalam pertemuan ini delegasi Indonesia turut mendapatkan informasi update dan masukan langsung dari para investor tentang risiko gejolak keuangan global yang masih akan mengancam dunia hingga tahun depan.


“Kondisi ekonomi banyak negara-negara emerging akan sangat berat menurut para investor. Di sisi lain Indonesia dilihat sebagai negara dengan kebijakan dan kinerja ekonomi dan fiskal yang baik, mampu menghadapi gejolak dan mengantisipasinya. Kinerja dan kebijakan ekonomi Indonesia yang baik diharap terus terjaga dalam menghadapi guncangan global yang tidak mudah,” ungkap Menkeu di laman Kementerian.


Selain bertemu dengan para investor dan emerging market bond holder, pada hari yang sama Menkeu juga melakukan pertemuan dengan Climate Philanthropies yakni Bloomberg Philanthropist, Bezos Earth Fund, IKEA, Rockefeller, High Tide Foundation dan Glasgow Financial Alliance for Net Zero.


Dalam kesempatan tersebut, Menkeu dan Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur Edwin Sjahruzad menjelaskan platform Energy Transition Mechanism Indonesia untuk mengatasi emisi karbon di sektor energi.


Di samping itu, turut dibahas mengenai berbagai isu, tantangan, serta kemungkinan kolaborasi pembiayaan lembaga keuangan dan filantropi dalam mengatasi ancaman perubahan iklim dan memenuhi komitmen net zero carbon emission.(fj)