EmitenNews.com -Untuk para investor PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) nampaknya harus masih terus bersabar untuk bisa menikmati manisnya dividen dari perusahaan tabang tersebut.


Ya, hal itu disebabkan oleh BIPI masih menanggung defisit atau akumulasi kerugian senilai USD150,08 juta per 30 Juni 2023, Meskipun nilai itu susut 15,7 persen dibanding akhir tahun 2022 senilai USD178,58 juta.

 

Pembagian dividen di dalam suatu perseroan terbatas (Perseroan) diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan anggaran dasar Perseroan, sepanjang tidak bertentangan dengan UU PT. Berdasarkan UU PT, seluruh laba bersih dikurangi penyisihan untuk cadangan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Cadangan adalah jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku yang digunakan untuk cadangan, sebagaimana diputuskan oleh RUPS.

 

Dividen hanya boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif. Adapun yang dimaksud dengan saldo laba positif adalah laba bersih Perseroan dalam tahun buku berjalan yang telah menutup akumulasi kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya.

 

Perseroan wajib menyisihkan laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan yang mana penyisihan laba persih tersebut dilakukan sampai cadangan mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.

 

Dividen yang tidak diambil setelah 5 tahun terhitung sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus. Tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan ke dalam cadangan khusus akan diatur oleh berdasarkan RUPS. Apabila dividen dalam cadangan khusus tersebut tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, maka jumlah dividen yang tidak diambil tersebut akan menjadi hak Perseroan, sebagaimana yang akan dibukukan dalam pos pendapatan lain-lain dari Perseroan.

 

Positifnya, BIPI membukukan laba bersih sebesar USD28,505 juta pada semester I 2023, atau membaik dibanding periode sama tahun 2022 yang menderita rugi bersih senilai USD2,858 juta. 

 

Pendorongnya, pendapatan terbang 1017 persen dibanding semester 1 2022 menjadi USD329,94 juta pada semester I 2023.

 

Pendorongnya, penjualan batu bara mencapai USD312,21 juta, sedangkan periode sama tahun lalu nihil.