EmitenNews.com -RUPSLB PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023 dihadiri oleh 92 Pemegang Saham atau 100 persen dari jumlah pemegang saham pemilik hak suara. RKAT 2024 BEI sebagai satu-satunya agenda telah disetujui oleh pemegang saham.

Regulator di Pasar Modal Indonesia ini telah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024. Untuk mendukung iklim investasi yang berkelanjutan, Bursa berfokus pada tema pengembangan “Menjadi entitas yang kompetitif dan dapat diandalkan dengan kredibilitas berkelas dunia”. 

Adapun konsep besar ini memang telah ditetapkan pada Master Plan BEI 2021 – 2025. Nahkoda atau Direktur Utama BEI, Imam Rachman secara tegas menyatakan, pelaksanaan rencana kerja 2024 masih berfokus pada tiga prioritas, yakni Market Deepening, Investor Protection, dan Regional Synergy and Connectivity. 

“Secara garis besar inisiatif strategis yang akan dilakukan hingga beberapa tahun ke depan, bertujuan terus melaksanakan pengembangan integritas pasar serta meningkatkan pelindungan investor, melakukan pengembangan sistem untuk memastikan penyampaian keterbukaan informasi bagi para investor, meningkatkan jumlah IPO dan pencatatan efek baru, pemanfaatan cloud computing, hingga melaksanakan kegiatan yang mendukung penerapan ESG,” kata Iman Rachman,  dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Kamis (26/10/2023).

Para Anggota Bursa (AB) yang menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia secara aklamasi telah menyetujui RKAT 2024 yang disusun dengan mempertimbangkan beberapa asumsi makroekonomi. 

Rencana kerja yang dilakukan BEI, serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2024, masih tetap cautiously optimistic dengan memperhatikan aktivitas perdagangan pada 2023, serta kondisi perekonomian global pada tahun mendatang.

Senada dengan sang Nahkoda, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman juga turut optimis dengan pertumbuhan Pasar Modal Indonesia yang akan menjadi pemeran utama di kancah Internasional. Berdasarkan pertimbangan yang matang, BEI mengasumsikan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada 2024 mencapai Rp12,25 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 239 hari.

Kemudian, jumlah penerbitan efek pada tahun 2024 sebanyak 230 efek, terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), Efek Beragun Aset Syariah (EBA-S), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi Syariah (EBA-SP Syariah) serta Waran Terstruktur.

"Sekarang kita targetkan di 2024 itu 230 instrumen, jadi fokus kita lebih banyak ke instrumen,” kata Nyoman.

Target tersebut diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.

Saat ini, dilakukan kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online. Bursa juga akan terus menerus secara aktif menarik perusahaan tercatat baru dari sektor New Economy, Start-Up, dan Renewable Energy.

BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan serta kepatuhan Anggota Bursa dan Partisipan, yang diwujudkan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi, pertemuan rutin, pemeriksaan rutin dan sewaktu-waktu, dukungan jasa informasi, termasuk dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. 

Dalam hal pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal, BEI juga terus berupaya dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi terus menerus kepada masyarakat atau investor.

Berbagai kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid (online dan offline) meliputi Sekolah Pasar Modal (SPM), Capital Market Summit & Expo (CMSE), Public Expose LIVE, edukasi bersama dengan berbagai institusi, hingga sosialisasi produk-produk kebursaan lainnya khususnya Waran Terstruktur yang telah mendapatkan respon positif dari pelaku pasar.

Dari sisi pengembangan produk investasi, kembali lagi Sang Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman meyakinkan bahwa regulator Pasar Modal bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024. 

Bursa Efek Indonesia menargetkan produk single stock futures diterbitkan pada kuartal I 2024.  "Memang masih mau targetkan di kuartal I 2024, karena kami ingin ketika launching ini semua infrastrukturnya sudah siap jadi artinya beberapa hal terkait dengan AB (anggota bursa) yang memiliki izin derivativenya juga lebih banyak, karena saat ini memang hanya satu ya," kata Iman.

Dengan demikian, Iman berharap  akan lebih banyak instrumen produk derivatif, kedua pembukaan rekening untuk derivatif juga lebih dipermudah. Sehingga, dengan adanya segala persiapan tersebut, BEI menargetkan produk SSF meluncur pada kuartal I 2024.