EmitenNews.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) siap merambah pasar pupuk nonsubsidi yang memiliki potensi tumbuh sangat besar. Pupuk Kaltim menindaklanjuti arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, yang mendong Pupuk Kaltim tegak pada market untuk pupuk nonsubsidi. Menteri BUMN melihat keseimbangan antara pupuk subsidi dan nonsubsidi belum stabil.


"Kami siap mengikuti arahan dari pemerintah terkait fokus perusahaan untuk menggarap peluang di pasar nonsubsidi," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi dalam pernyataannya, Minggu (3/10/2021).


Menurut Rahmad Pribadi, Pupuk Kaltim memiliki fasilitas produksi yang sangat efisien dan berkapasitas besar. Dengan begitu, perseroan dapat menyelaraskan kewajiban untuk memenuhi pupuk subsidi, juga siap bersaing dan meningkatkan pangsa pasar pupuk nonsubsidi. “Bahkan tidak hanya di pasar domestik, kita juga menargetkan peningkatan pangsa pasar di Asia Pasifik."


Apalagi, perkembangan dan kemajuan dalam pertanian di Indonesia meningkat tajam, sehingga kebutuhan pupuk menjadi semakin tinggi. Produksi pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim, khususnya pupuk Urea Daun Buah, menguasai market share yang sangat besar di Indonesia. Pupuk NPK Pelangi menjadi idola petani dalam meningkatkan produksi pangan dan hortikultura serta perkebunan.


Pupuk Kaltim telah menyalurkan 800.000 ton Urea Daun Buah atau 72 persen dari target 1,1 juta ton dan 120.000 ton NPK Pelangi atau 60 persen dari target 200.000 ton di tahun 2021. Demikian data hingga 21 September 2021, untuk distribusi pupuk nonsubsidi dalam negeri.


"Dengan jaringan distribusi dan penguasaan wilayah pemasaran, pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim yang memiliki kualitas prima dan berlabel SNI, selalu tersedia guna memenuhi kebutuhan petani dan meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia," kata Rahmad Pribadi.


Pupuk Kaltim yang merupakan bagian dari Pupuk Indonesia Group, produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun. Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen Urea terbesar di Asia Pasifik. Pada 2020, 72 persen dari volume penjualan Urea Pupuk Kaltim menyasar pasar nonsubsidi domestik dan ekspor, dengan terlebih dahulu memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.


Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan keseimbangan antara pupuk subsidi dan nonsubsidi masih belum stabil. Untuk mengatasi persoalan tersebut, dia menekankan perlunya kerja sama antar BUMN terkait. Ia mendorong Pupuk Kaltim menyasar pupuk nonsubsidi. "Tentu dengan strategi besar kita dorong Pupuk Kaltim tegak di market untuk pupuk nonsubsidi dan empat lainnya di (sektor) subsidi. Kita coba, kita cari ekosistemnya." ***