Jangka Panjang! Saham Emiten Kendaraan Listrik Menjanjikan Bagi Investor
EmitenNews.com -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui tengah membahas lebih lanjut terkait adanya upaya untuk menaikkan insentif konversi sepeda motor berbasis BBM ke listrik menjadi Rp10 juta per unit.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, upaya tersebut dialokasikan untuk mendorong realisasi pasalnya animo masyarakat masih minim sejak program itu pertama kali diluncurkan April 2023.
"Kita insentif per sekarang Rp7 juta namun yang belum banyak yang daftar. Apakah masih kurang atau seperti apa itu juga salah satu yang akan masuk kajian,"ujar Dadan di Kementerian ESDM pada Senin (28/8).
Maka masih perlu mematangkan lebih lanjut terkait hal ini baik di Kementerian ESDM hingga kementerian dan lembaga lainnya. Dadan membenarkan tengah ada bahasan terkait hal ini.
Sejak 1 April, Pemerintah era Presiden Jokowi memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik, yakni mobil listrik dan bus listrik berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Dengan kata lain, beli mobil listrik hanya kena PPN 1%.
Sementara untuk motor listrik, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk pembelian satu unit motor listrik. Saat ini pemerintah sedang merevisi sasaran penerima subsidi motor listrik sehingga setiap NIK KTP berhak atas satu unit motor listrik.
Dengan berbagai katalis itu, Praktisi Pasar Modal dan Dosen Magister Ekonomi Atma Jaya dan Trisakti, Hans Kwee mengatakan, saham emiten kendaraan listrik sebetulnya menjanjikan bagi investor, tetapi dalam jangka panjang karena pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih harus menempuh jalan panjang.
“Melihat size bisnis industri kendaraan listrik memang masih kecil. Tetapi bukan karena tidak ada dukungan kebijakan dari negara. Melainkan murni karena membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir di Indonesia itu masih harus menempuh jalan yang panjang," kata Hans, Rabu (30/8).
Hans menuturkan saat ini teknologi pengembangan kendaraan listrik masih relatif baru. Masih banyak persoalan keterbatasan mulai jarak tempuh yang belum maksimal, waktu pengisian ulang listrik yang masih lama, biaya produksi yang mahal sehingga berimbas terhadap harga jual.
Related News
2023 Batal, UEA Dukung Indonesia Helat Piala Dunia 2027
CSIS Mencatat, 138 Legislator DPR Terhubung dengan Dinasti Politik!
Kasus Malaria di Indonesia Tergolong Tinggi, Nomor Dua di Asia!
Terlibat Pungli di Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya!
Tugas dari Presiden, Bahlil Pimpin Satgas Percepatan Swasembada Gula
Kasus Korupsi di Kementan, Jaksa KPK akan Panggil Istri dan Anak SYL