EmitenNews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Januari 2023 mencapai USD22,31 miliar atau turun 6,36 persen dibanding ekspor Desember 2022. Dibanding Januari 2022 nilai ekspor naik sebesar 16,37 persen.


Sementara ekspor nonmigas Januari 2023 mencapai USD20,83 miliar, turun 6,84 persen dibanding Desember 2022, namun naik 13,97 persen jika dibandingkan dengan ekspor nonmigas Januari 2022.


Penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2023 terhadap Desember 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD379,7 juta (8,19 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata sebesar USD257,9 juta (46,54 persen).


Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2023 turun 0,44 persen dibanding Januari 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 3,49 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 121,46 persen.


Ekspor nonmigas terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD5,25 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,95 miliar dan Jepang USD1,89 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD3,93 miliar dan USD1,65 miliar.


Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD3,07 miliar (13,75 persen), diikuti Kalimantan Timur USD2,46 miliar (11,03 persen) dan Jawa Timur USD2,00 miliar (8,96 persen).


BPS mencatat nilai impor Indonesia Januari 2023 mencapai USD18,44 miliar. Turun 7,15 persen dibandingkan Desember 2022, tapi naik 1,27 persen dibandingkan Januari 2022. Sedangkan impor migasnya senilai USD2,91 miliar, turun 9,21 persen dibandingkan Desember 2022, naik 30,36 persen dibandingkan Januari 2022.


Impor nonmigas Januari 2023 senilai USD15,54 miliar, turun 6,75 persen dibandingkan Desember 2022 atau turun 2,78 persen dibandingkan Januari 2022.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya USD434,0 juta (14,95 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya USD215,6 juta (10,18 persen).


Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2023 adalah Tiongkok USD5,32 miliar (34,24 persen), Jepang USD1,36 miliar (8,76 persen), dan Thailand USD0,90 miliar (5,76 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD2,51 miliar (16,13 persen) dan Uni Eropa USD1,14 miliar (7,33 persen).


Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari 2023 terhadap bulan yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal USD158,5 juta (5,66 persen), bahan baku/penolong USD56,3 juta (0,41 persen), dan barang konsumsi USD17,1 juta (1,09 persen).(*)