Japfa Comfeed (JPFA) Realisasikan Capex Rp930M per Juni 2025

Kiri-Kanan: Jajaran manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Elvina Apandi Hermansyah, Head of Investor Relations & Sustainability, Erwin Djohan Financial Controller, Leo Handoko Direktur, Harwanto, Komisaris, Arif Widjaja COO Poultry Indonesia, Putut Djagiri Head of Corporate Finance dan Rachmat Indrajaya Direktur. DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), perusahaan agribisnis nasional terintegrasi, berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang tahun 2024, dengan total penjualan sebesar Rp55,8 triliun. Memasuki semester pertama 2025, meski terjadi penurunan pada penjualan dan laba usaha, neraca perusahaan tetap kuat, dengan pertumbuhan positif pada aset dan ekuitas.
Untuk serapan belanja modal atau capital expenditure (CAPEX) hingga akhir Juni 2025 mencapai Rp930 miliar.
Dalam paparan publik yang berlangsung hari ini, JAPFA menguraikan sejumlah tantangan dan strategi penting yang dilakukan dalam upaya mengatasi tantangan ekonomi dan perdagangan. Salah satunya dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar unit bisnis dan dengan semua pihak di dalam rantai pasokan dan rantai nilai. Di samping itu, tetap melakukan Inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi demi meningkatkan daya saing dalam Industri peternakan dan produk konsumen di Indonesia.
Direktur JAPFA, Leo Handoko Laksono, menyatakan “Pada semester I tahun ini, JAPFA tetap berfokus pada produktivitas dan inovasi dengan tetap berhati-hati dalam melakukan investasi modal, Perusahaan juga melakukan penyesuaian strategis dalam operasional bisnis, terutama untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.”
Berdasarkan laporan keuangan JAPFA, segmen pakan pada divisi perunggasan tetap menjadi pilar penyumbang terbesar penjualan dengan margin yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Selain itu, peternakan komersial dan sektor hilir atau pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen turut menjadi tiga sektor penyumbang penjualan terbesar, didukung oleh kemampuan perusahaan dan industri perunggasan yang cukup dinamis.
Penjualan bersih pada semester I 2025 tercatat sebesar Rp 27,5 triliun. Angka tersebut menunjukkan sedikit penurunan dibanding pada tahun 2024 yang mencapai Rp 27,7 triliun. Laba usaha tercatat sebesar Rp 2,1 triliun, turun dari Rp 2,6 triliun di tahun sebelumnya. Sementara itu, EBITDA berada di posisi Rp 2,7 triliun, lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun.
“Meskipun demikian, JAPFA menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap penguatan bisnis jangka panjang. Hal ini tercermin pada peningkatan belanja modal sebesar Rp 930 miliar, naik dari Rp 720 miliar pada tahun 2024. Investasi Ini juga diarahkan untuk mempercepat program digitalisasi di berbagai unit operasional, mulal dari tahap produksi hingga pemasaran, demi menciptakan produktivitas dan efisiensi biaya yang optimal,” ujar Leo Handoko.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, JAPFA berkomitmen untuk terus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya dalam mengatasi masalah kelaparan dunia. Salah satunya melalui program CSR JAPFA for Kids, perusahaan telah berhasil mengurangi angka malnutrisi di 15 lokasi sasaran program secara signifikan pada tahun 2024.
Di samping itu, JAPFA telah menjalankan sejumlah inisiatif strategis yang tidak hanya ditujukan untu menyikapi kondisi tahun ini, melainkan juga rencana jangka menengah dan panjang. Inisiatif strategi: tersebut dijalankan untuk memperkokoh posisi perusahaan sebagai salah satu pemain terbesar d industri peternakan terintegrasi di Indonesia. JAPFA juga terus berinovasi dalam menyediakan produk yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat luas, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi.
“Perusahaan tetap optimis menghadapi tahun 2025 dan akan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Kami senantiasa berupaya dalam mengedukasi pentingnya protein hewani bagi kesehatan, sekaligus mendukung program pemerintah dalam mengurangi gizi buruk dan stunting. Ke depannya, JAPFA akan terus memperkuat bisnis hilir dengan mengoptimalkan kapasitas produksi dan distribusi produk unggulan,” tutup Leo Handoko.
Head of Corporate Finance JPFA, Putut Djagiri mengatakan setidaknya ada enam strategi perusahaan untuk mendongkrak kinerja perusahaan. Pertama, JPFA akan mengoptimalkan bisnis yang digeluti antara lain, sektor perunggasan, perikanan dan peternakan.
Kedua, memperkuat bisnis hilir melalui ekspansi dan pengembangan bisnis pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen. Ketiga, memperkuat kerjasama, integrasi dan sinergi dengan semua pihak di dalam rantai pasokan dan rantai nilai. Keempat, berupaya peningkatan penetrasi produk seraya dengan upaya pentingnya edukasi protein hewani bagi kesehatan.
"Ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi gizi buruk dan stunting, serta akan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG)," kata Putut dalam paparan publik, Rabu (3/9/2025).
Kelima, perusahaan akan mendorong inovasi dan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam aspek produksi, operasional dan administrasi. Terakhir, JPFA akan berhati-hati dalam melakukan investasi modal berupa capex dan konsisten melakukan manajemen keuangan dan pengendalian kas yang prudent. "Selain itu, perusahaan juga akan menjaga tingkat pinjaman di batas aman untuk mengantisipasi risiko bisnis yang utama dan negatif yang terjadi," ucapnya.
Kendati demikian, perusahaan tak menampik adanya tantangan kinerja yang bakal dihadapi, mulai dari daya beli konsumen yang menurun, pengenaan tarif impor, ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi serta pergerakan nilai tukar rupiah yang menekan biaya bahan baku.
JPFA mengharapkan kinerja fundamental tahun ini bisa lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. "Terkait dengan laba dan pendapatan pada 2025 memang kalau kita bicara harapan kita berharap ada kenaikan dibandingkan tahun lalu," kata Financial Controller JPFA, Erwin Djohan dalam kesempatan yang sama.
Related News

Emiten Tol Salim Grup (META) Buka Jurus Baru Lewat Anak Usaha

BNI Perkuat Komitmen Hijau dan Inklusif di Hari Pelanggan Nasional

Emiten Boy Thohir-Jerry Ng Beberkan Obligasi Jatuh Tempo Rp100M

Bos PYFA Diam-diam Buang Saham di FCA

3 Saham Terbang Langsung Terjun Lepas Suspensi

Enam Saham Disorot BEI, Tiga Ngegas Tiga Tersungkur