EmitenNews.com—PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1 triliun hingga kuartal III-2022, naik 34,44% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 749,42 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut, terutama ditopang dari pendapatan tol perseroan.


Berdasarkan pengumuman laporan keuangan perseroan yang dipublikasi Senin (31/10/2022), JSMR menorehkan total pendapatan sebesar Rp 11,72 triliun pada Januari-September 2022, naik 10,24% dibanding tahun lalu Rp 10,63 triliun. Segmen usaha jalan tol masih menjadi kontributor utama pendapatan perseroan dengan perolehan sebesar Rp 9,32 triliun, disusul pendapatan dari sektor konstruksi Rp 1,5 triliun dan usaha lain-lain Rp 892 miliar.


Meningkatnya pendapatan perseroan pada periode September tersebut juga tidak lepas dari siasat Jasa Marga yang berhasil menekan beban pokok pendapatan dari semula Rp 6,2 triliun, menyusut menjadi Rp 6,1 triliun. Alhasil, kinerja emiten BUMN infrastruktur tersebut mampu mengangkat laba bersih hingga 34% dari Rp 749 miliar menjadi Rp 1 triliun.


Kinerja keuangan Jasa Marga yang solid sampai kuartal III-2022 ini juga tercermin dari bertumbuhnya ekuitas perseroan dari Rp 25,5 triliun menjadi Rp 26,2 triliun. Di saat yang sama, liabilitas menurun dari Rp 75,7 triliun menjadi Rp 74,2 triliun. Meski, pada sisi total aset terkoreksi tipis dari Rp 101 triliun menjadi Rp 100 triliun.


Untuk terus memperkokoh fundamentalnya, Jasa Marga melalui anak usahanya, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) berencana menggalang pendanaan berbasis ekuitas ( equity fundraising ). Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan bahwa program equity fundraising merupakan salah satu inisiatif strategis perseroan yang sudah disiapkan sejak 2020 dan tertuang dalam rencana jangka panjang perseroan.


"Inisiatif strategis ini dilaksanakan karena prospek bangkitnya lalu lintas dan pertumbuhan ekonomi, serta jaringan jalan di sepanjang koridor Jalan Tol Trans Jawa yang sangat baik dalam jangka panjang," kata dia, baru-baru ini.


Menurut Subakti, lokasi jalan tol yang terletak di pulau dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia, kemudian terkoneksi dengan area-area strategis seperti bandar udara, pelabuhan, area industri hingga lokasi pariwisata secara tidak langsung telah menggerakkan perekonomian di Jawa.