EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat Merdeka Copper Gold (MDKA) dengan idA+. Rating itu juga berlaku untuk obligasi perseroan. Prospek Merdeka Copper Gold stabil.


Merdeka Gold bakal melunasi obligasi Rp1,5 triliun. Surat berkelanjutan II Tahap II Tahun 2021 itu, bakal jatuh tempo pada 25 November 2022. Pelunasan surat utang itu, akan menggunakan dana hasil obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2022. 


Peringkat Merdeka Gold mencerminkan operasional terintegrasi vertikal dalam waktu dekat, bisnis lebih terdiversifikasi, dan cadangan sumber daya tambang memadai. Peringkat dibatasi kebijakan keuangan, struktur permodalan moderat, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas. 


Peringkat bisa didongkrak kalau Merdeka Gold sukses mengoperasikan sejumlah proyek baru, menghasilkan pendapatan lebih besar dibanding proyeksi diikuti kemampuan mempertahankan marjin keuntungan akan meningkatkan kondisi keuangan secara berkelanjutan. Sebaliknya, peringkat bisa dilorot kalau pendapatan dan/atau marjin keuntungan lebih rendah dari proyeksi.


Itu akibat proyek-proyek baru yang beroperasi tidak maksimal, secara agresif meningkatkan utang untuk membiayai belanja modal, dan dapat berdampak pada struktur permodalan makin agresif. Koreksi harga komoditas, terutama emas, tembaga, dan nikel dapat memicu perosotan peringkat, karena kondisi itu bisa memperburuk profil keuangan perseroan. 


Berdiri pada 2021, Merdeka Gold bergerak bidang pertambangan. Saat ini, perseroan memiliki sejumlah proyek berlokasi di Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur. Pani di Gorontalo untuk pertambangan emas. Pulau Wetar, Maluku untuk pertambangan tembaga. Konawe, Sulawesi Tenggara untuk pertambangan nikel, proyek acid iron metal (AIM) di Indonesia Morowali Industrial Park, dan Smelter RKEF Morowali, Sulawesi Tengah. 


Per 31 Agustus 2022, pemegang saham Merdeka Gold antara lain PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG) 18,345 persen, PT Mitra Daya Mustika 12,058 persen, Garibaldi Thohir 7,358 persen, PT Suwarna Arta Mandiri 5,588 persen, ISV SA Brunp & CATL Co., Limited 5,000 persen, dan lainnya termasuk publik dan saham treasuri 51,651 persen. (*)