EmitenNews.com -Lesunya penjualan obat karena melandainya pandemi Covid-19 menjadi alasan bagi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) untuk merevisi turun target penjualan dan laba bersih perseroan. Dimana emiten farmasi ini mengincar pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada kisaran 8%-10% hingga akhir 2023.  Angka tersebut sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan target kinerja keuangan awal perseroan, yaitu sebesar 13%-15%.  

 

Direktur Kalbe Farma, Sie Djohan mengatakan, langkah perseroan untuk merevisi turun target penjualan dan laba bersih sepanjang 2023 dilakukan seiring dengan ditariknya status pandemi Covid-19 di Indonesia.  Kondisi ini pun berdampak pada penurunan pendapatan yang diperoleh KLBF dari lini produk kesehatan termasuk juga obat-obatan Covid-19 yang sebelumnya menopang total pertumbuhan penjualan perseroan pada 2022.  "Memang tahun ini kan banyak tantangan ya karena produk-produk yang tadinya banyak dibutuhkan untuk Covid-19 tahun ini sudah tidak dibutuhkan lagi. Jadi saya rasa mungkin di single digit ya, mid to high single digit,"ujarnya di Jakarta.  

 

Sementara itu, untuk menggenjot kinerja keuangan perseroan hingga penghujung 2023, KLBF tengah melakukan reformulasi produk guna menurunkan angka impor bahan baku obat.  Sebab diketahui bahwa perseroan hingga saat ini masih menggunakan sekitar 90% bahan baku impor untuk keperluan pembuatan berbagai produk yang diluncurkannya.  

 

Komitmen perseroan untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku dalam negeri pun terbukti dari diluncurkannya obat anemia Efepoetin Alfa yang seluruh bahan dan proses pengembangannya dilakukan di Indonesia.  "Kami saat ini sudah melakukan reformulasi dan lain-lain untuk bisa menggunakan bahan baku produksi dalam negeri. Kalbe juga akan ikut berkontribusi untuk membuat bahan baku untuk kebutuhan di Indonesia tapi akan lebih fokus ke bahan baku yang menggunakan bioteknologi," sambung Djohan. 

 

Berdasarkan laporan keuangan KLBF per 30 Juni 2023, Kalbe Farma mencatatkan penjualan neto sebesar Rp15,18 triliun sepanjang Januari-Juni 2023. Raihan tersebut naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp13,87 triliun.  Segmen distribusi dan logistik menjadi penyumbang utama pendapatan KLBF sepanjang semester I/2023, yang mencapai ke Rp5,31 triliun. 

 

Kemudian dari segmen nutrisi sebesar Rp3,76 triliun, obat resep Rp3,47 triliun, serta produk kesehatan sebesar Rp1,72 triliun.  Sementara untuk penjualan ekpsor berkontribusi sebesar Rp921,53 miliar untuk pendapatan perseroan sepanjang paruh pertama 2023.  

 

Di sisi lain, laba sebelum beban pajak penghasilan KLBF tercatat menyusut 9,18% menjadi Rp1,93 triliun dari sebelumnya Rp2,13 triliun. Alhasil, laba periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut turun 6,6% dari Rp1,63 triliun menjadi Rp1,52 triliun hingga semester I/2023.