Kamis Ini, Bencana Sumatera Telan 836 Korban Jiwa, 580 Masih Hilang
Tim Gabungan mengevakuasi korban tewas dalam bencana banjir bandang, dan tanah longsor di Sumatera. Dok. Ilamtimes.
EmitenNews.com - Update terbaru korban bencana Sumatera. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sampai Kamis (4/12/2025) sore, terdapat 836 jiwa yang meninggal dalam musibah banjir bandang hingga tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Korban hilang 580 orang. Sehari sebelumnya, korban tewas 770 jiwa.
"Cut off per pukul 16.00 WIB saya laporkan bahwa hingga Kamis sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa. Korban hilang 518 orang, korban terluka 2.700 orang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Kamis (4/12/2025).
Data per provinsi. Sebanyak 325 orang meninggal di Aceh dan dilaporkan 170 orang masih hilang. Korban jiwa di Sumut saat ini menjadi 311 orang, dan korban meninggal di Sumbar sebanyak 200 orang.
Berdasarkan data situs Pusdatin BNPB, per pukul 17.33 WIB, diketahui total rumah rusak akibat bencana di 3 provinsi ini sebanyak 10.500.
Lainnya, BNPB juga melaporkan 536 fasilitas umum rusak, 25 fasilitas kesehatan rusak, 326 fasilitas pendidikan rusak. Lalu, 185 rumah ibadah rusak dan 295 jembatan rusak.
Wakapolri menyerahkan dokumen identifikasi jenazah dan surat kematian
Sementara itu, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengecek kegiatan pelayanan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri di RS Bhayangkara Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Di sela proses pengecekan, Komjen Dedi menyerahkan dokumen identifikasi jenazah dan surat kematian kepada keluarga korban yang menanti di lokasi.
"Saya mewakili Bapak Kapolri menyampaikan turut berduka cita ya, Pak. Bapak sekeluarga yang tabah, yang sabar, Pak," ucap Komjen Dedi kepada perwakilan keluarga korban, Kamis (4/12/2025).
Komjen Dedi menyebut tim DVI terus mengebut proses identifikasi. Apalagi mengingat kondisi jenazah sudah lebih dari sepekan.
"Identifikasi ini harus dilakukan sesegera mungkin. Kasihan, kalau misalnya korban terlalu lama. Ini semakin ke depan kan kondisi jenazah semakin tidak baik," kata mantan Kadiv Humas Polri ini.
Metode identifikasi tercepat adalah melalui pemeriksaan sidik jari. Ketepatan identifikasi dengan sidik jari 99 persen.
"Jadi, salah satunya kecepatan kita untuk melakukan identifikasi DVI adalah dengan sidik jari. Kalau sidik jari masih bisa kita identifikasi dengan Inafis, maka sangat cepat. Tingkat akurasinya dengan sidik jari itu bisa sampai 99 persen," jelas Komjen Dedi.
Usai hasil sidik jari keluar, data antemortem dari pihak keluarga serta post-mortem dicocokkan untuk memperkuat akurasi.
"Kemudian dari post-mortem nanti melakukan rekonstruksi dan melakukan identifikasi juga. Kalau misalnya itu identik, maka akan segera dirilis hari ini," kata jenderal polisi bintang tiga itu. ***
Related News
Hukuman 11 Tahun Penjara Untuk Tiga Hakim Vonis Lepas Kasus CPO
Kasus Korupsi Bank Jatim, Jaksa Tuntut Lima Terdakwa 16 Tahun Penjara
Kasus Radioaktif C-137, Bareskrim Polri Jadikan Direktur PMT Tersangka
Satgas Tetapkan 185 Tersangka Mafia Tanah, Rp23T Uang Negara Selamat
PU Bekerja Maraton 24 Jam Pulihkan Konektivitas di Sumatera
Pemerintah Kawal Penuh Pemulihan Pascabencana Sumatera





