Kelola Lahan Tidur, Sudah Lebih 1.771 Brigade Pangan Dibentuk

Wamentan Sudaryono ketika menghadiri kegiatan terkait Brigade Pangan di Jambi yang merupakan salah satu lumbung ketahanan pangan nasional. ( Foto : Kementan )
EmitenNews.com - Salah satu program unggulan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka memperkuat kedaulatan pangan adalah Brigade Pangan yang menghidupkan kembali lahan-lahan tidur dan menumbuhkan semangat gotong royong. Gerakan kolaboratif ini implementasi visi pemerintah mewujudkan kemandirian pangan dan menggerakkan ekonomi rakyat melalui sektor pertanian yang produktif, modern, dan berkeadilan.
Ketahanan pangan bukan sekadar soal beras di meja makan. Ia menyangkut masa depan bangsa, kesejahteraan rakyat, dan keberlanjutan tanah air. Indonesia dengan hampir 280 juta jiwa menghadapi tantangan besar: lahan produktif yang menyusut, konversi sawah menjadi kawasan industri, serta bencana alam yang kerap merusak areal pertanian.
Pada masa Orde Baru, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan melalui intensifikasi pertanian, memperbaiki irigasi, mengembangkan bibit unggul, dan mengoptimalkan lahan tidur. Kini, di tengah perubahan iklim dan tekanan ekonomi global, dibutuhkan strategi baru yang adaptif dan melibatkan semua elemen bangsa.
Brigade Pangan dibentuk di bawah koordinasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan. Gerakan ini melibatkan petani muda, penyuluh pertanian, serta Babinsa dan unsur TNI AD yang bersama-sama mengelola lahan tidur menjadi produktif.
Kementerian Pertanian melalui siaran persnye menyebut hingga Februari 2025 tercatat 1.771 Brigade Pangan telah terbentuk di 12 provinsi, bekerja sama dengan pemerintah daerah, pemilik lahan, dan dunia usaha. Setiap unit beranggotakan sekitar 15 orang yang mengelola rata-rata 200 hektare lahan.
Brigade Pangan bukan sekadar proyek peningkatan produksi, tetapi gerakan pemberdayaan yang memperkenalkan mekanisasi, teknologi digital pertanian, dan pola usaha tani berbasis pasar. Kehadiran petani muda menjadikan pertanian semakin dinamis dan menjanjikan nilai ekonomi yang lebih baik bagi daerah.
Keterlibatan TNI AD dalam program ini menegaskan bahwa pangan adalah urusan strategis negara. Melalui dukungan Babinsa dan Brigade Teritorial, kegiatan pertanian di lapangan mendapat pembinaan, pengawalan, serta pengamanan distribusi sarana produksi.
"Sinergi ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan dan ketahanan nasional saling terkait erat. Pangan bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga menyangkut stabilitas sosial, kedaulatan, dan kekuatan bangsa," jelas Kementan.
Gerakan ini dihadapkan pada tantangan seperti penataan lahan, perlindungan hak masyarakat lokal, serta keseimbangan antara produksi dan kelestarian lingkungan. Namun, dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat, semua tantangan tersebut dapat dihadapi secara konstruktif.
Kementan menegaskan bahwa kemandirian pangan hanya dapat dicapai melalui kerja bersama seluruh elemen bangsa. Pemerintah terus memperluas jangkauan Brigade Pangan di berbagai wilayah, mempercepat pemanfaatan lahan-lahan tidak produktif, serta memperkuat sistem penyuluhan dan pendampingan lapangan.
Gerakan Brigade Pangan menjadi simbol kebangkitan baru Indonesia: lahan tidur dihidupkan, generasi muda kembali turun ke tanah, dan semangat gotong royong menjadi energi bersama.(*)
Related News

Tindaklanjuti Perpres Sampah jadi Waste to Energi, Ini Kesiapan Bahlil

Pemerintah Salurkan Bansos Triwulan III, Tambah Penerima jadi 35 juta

Folago (IRSX) Sabet 5 Piala di Kalodata Awards 2025

Bapanas Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Kurangi Susut dan Sisa Pangan

Jaga Kepercayaan Investor dan Mitra, PTPP Perkuat GCG dan Transparansi

Presiden: Keberhasilan atau Kegagalan Ditentukan oleh Pemimpin