Kembali Buat Rekor ATH, Sanggupkah IHSG Menjaga Konsistensinya Hingga Akhir Tahun?
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa kali sukses menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Bahkan pada hari ini, Rabu 9 Februari 2022, indeks kembali menembus level all time higt (ATH) pasca penutupan sesi II bertengger di 6.834,606. Namun, dalam melihat kesuksesan IHSG itu mari kita cermati apa saja faktor yang mempengaruhinya dan apakah faktor tersebut bisa mendorong IHSG terus naik hingga penghujung tahun?
Katalis positif berasal dari realisasi pertumbuhan ekonomi 4Q21 Indonesia sebesar 5,02% yoy yang berada di atas ekspektasi, yaitu 4,9% yoy. Dengan demikian, selama tahun 2021 ekonomi Indonesia tumbuh 3,69%. Sementara itu, PDB berdasarkan harga berlaku mencapai Rp4.498 triliun, sedangkan berdasarkan harga konstan sebesar Rp2.845,9 triliun.
“Sentimen PDB yang terbilang cukup solid ini dapat membantu penguatan IHSG ke atas level Resistance kritikal 6735-6755 yang sebelumnya alot untuk ditembus pada trend Sideways sejak November lalu. Selain itu, ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 5% yoy di 1Q22,” kata Liza Camelia Suryanata Senior Analis Henan Putihrai Sekuritas, kepada EmitenNews.com Rabu (9/2/2022).
Terakhir, hari ini keluar angka cadangan devisa Indonesia pada bulan Januari 2022 yang aman berada di angka USD141,3 milyar; walaupun turun dari bulan sebelumnya di angka USD144,9 milyar. Adapun penurunan posisi cadangan devisa tersebut disebabkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan berkurangnya penempatan valuta asing (valas) perbankan di bank sentral. Di satu sisi, hal ini dipandang sebagai suatu progress pemulihan ekonomi yang baik karena berfungsi sebagai antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan membaiknya aktivitas perekonomian.
Posisi cadangan devisa tersebut juga setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, sehingga jelas aman berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Oleh karna itu tak heran bila BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Optimisme diatas meredam sentimen dari peningkatan level PPKM menjadi Level 3 di Jabodetabek, Bali, Bandung Raya dan Yogyakarta. Keputusan menaikkan level PPKM ini sepertinya sudah priced-in pada pergerakan market sebelumnya. Moreover, masyarakat juga sudah mampu memproyesikan sendiri ke mana arah perkembangan kasus Covid Omicron yang terus melonjak belakangan ini. Untungnya adalah terms & condition PPKM Level 3 jauh berbeda dengan saat penerapan Juli tahun lalu, di mana pertambahan kasus Covid harian nasional sedang tinggi2nya sempat di level 57 ribu. Mungkin ini juga disebabkan pertimbangan bahwa varian yang dihadapi sekarang sepertinya lebih jinak daripada Delta.
Lebih lanjut Liza menambahkan, angka net buy asing konsisten teguh sebesar IDR 12.58 triliun (year to date), mengindikasikan kepercayaan yang solid pada arah pemulihan perekonomian Indonesia . Harus diakui tahun 2021 kita mampu menorehkan rapor cemerlang pada data2 ekonomi dan lapkeu 4Q21 beberapa emiten yang sudah rilis, seperti big banks macam BBRI BMRI BBNI; namun itu dikarenakan comparison 2020 yang low-base.
Nah tantangan sebenarnya memang ada pada tahun 2022 di mana kami melihat ini adalah tahun normalisasi. Muncul beberapa tantangan yang mulai terjabarkan di awal tahun seperti: progress tapering off, ancaman kenaikan suku bunga, geopolitical tension, & varian covid yang terus bermutasi. Disruption ini masih akan cukup sensitive mempengaruhi arah pergerakan market ke depannya, namun so far kami melihat katalis positif pada data2 ekonomi yang cukup ciamik patutlah dijadikan justifikasi atas melajunya IHSG ke ranah All-Time-High.
Melihat perkembangan pada chart LQ45 menunjukkan gelagat break out yang sama pula, yang memang sudah ditunggu-tunggu untuk mengakhiri trend Sideways ini. jadi kami berpendapat para investor atau trader bisa mulai menambah posisi portofolio pada saham-saham old school bluechips / komponen LQ45 (selaku index mover).
Related News
Menaker Berkomitmen Tindaklanjuti Penetapan Upah Minimum 2025
Simon Aloysius, Orang Dekat Prabowo, Pemimpin Baru PT Pertamina
IHSG Turun 0,27 Persen di Sesi I, BUKA, SIDO, MTEL Top Losers LQ45
Polri Akan Telusuri Semua Pihak yang Terlibat Buka Blokir Judi Online
Subsidi LPG 3Kg Lanjut, Subsidi BBM dan Listrik Masih Dikaji
KAI Tawarkan Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan II Senilai Rp1,5 Triliun