EmitenNews.com - Ini kekhawatiran Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana. Kasus investasi bodong laiknya Binary Option bakal terus berulang. Sebab, insiden semacam ini sudah terjadi sejak lama dengan bungkus baru yang disesuaikan zaman. Fenomena investasi bodong cenderung ada di setiap masa, mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, penipu banyak bermain di bisnis digital yang tengah digandrungi.


"Kalau Spanish Philosopher George Santayana mengatakan, those who cannot remember the past are condemned to repeat it. Jadi yang kita bicarakan ini hanya pengulangan sejarah. Piringnya bisa berubah-ubah. Tapi masakannya itu-itu saja," kata Kepala PPATK  Ivan Yustiavandana dalam sesi webinar, Senin (18/4/2022).


Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mencontohkan kasus Bre-X Minerals pada 1993. Ketika itu, perusahaan asal Kanada mengklaim sukses membeli konsesi tambang berlimpah emas di Busang, Kalimantan untuk mendongkrak nilai sahamnya, tapi ternyata palsu.


Dengan begitu, bisa dilihat betapa fenomena investasi bodong cenderung ada di setiap masa dan mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, penipu banyak bermain di bisnis digital yang tengah digandrungi. Dahulu belum ada yang namanya fintech, tidak ada bitcoin, ethereum, blockchain, dan segala macam.


“Lalu kita create itu semua. Kita cari uang, kita ciptakan semacam api-api, ciptakan racun-racun dari rejeki kita? Apa itu sejarah yang kita ciptakan?. Lalu muncul Binary Option, Robot Trading dan segala macam. Tapi yang jadi pertanyaan, apa itu yang kita mau? Kan pertanyaan itu yang harus kita jawab sekarang," seru Ivan.


Ivan menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memintanya agar kasus investasi bodong di industri financial technology harus jadi perhatian bersama. Belum selesai kasus Binary Option hingga Robot Trading, masalah baru terus bermunculan. "Presiden mengatakan clear, bahwa ini tuh harus diseriusi. Kemudian kami masuk ke green financial crime yang tidak kalah seriusnya."


Seperti kita ketahui sejumlah figur publik terseret kasus robot trading DNA Pro yang sedang ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Setelah artis yang juga desainer Ivan Gunawan diperiksa penyidik Kamis (14/4/2022), berturut-turut dijadwalkan pemeriksaan para pesohor lainnya. Di antaranya, penyanyi Marcello Tahitoe atau Ello hingga artis Billy Syahputra dipanggil untuk pemeriksaan kasus investasi ilegal ini yang diduga telah merugikan anggotanya Rp97 miliar.


Dalam keterangannya yang dikutip Minggu (17/6/2022), Kepala Bagian Penum Mabes Polri Kombes Gatot Repli Handoko menjelaskan jadwal pemeriksaan terhadap Ello dalam kasus robot trading DNA Pro ini, akan dilakukan pada pekan depan, Senin (18/4/2022).


Sementara itu Billy Syahputra akan diperiksa sehari setelah Ello. Adik mendiang komedian Olga Syahputra ini, dijadwalkan menjalani pemeriksaan oleh penyidik Bareskrim Polri, Selasa (19/4/2022). Selanjutnya pasangan suami istri, artis Rizky Billar dan pedangdut Lesti Kejora akan diperiksa pada Rabu (20/4/2022).


Seperti diketahui dalam kasus investasi ilegal robot trading DNA Pro yang diduga telah merugikan anggotanya mencapai Rp97 miliar itu, penyidik sudah menetapkan sembilan orang tersangka. Lima di antaranya, masih dalam pengejaran. Mereka masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).


Sebelumnya, Kamis (14/4/2022),  Ivan Gunawan dimintai keterangan oleh penyidik Bareskrim Polri. Dalam pemeriksaan itu, Igun, sapaan akrabnya ditanyai 20 pertanyaan. Ivan Gunawan memastikan, sebagai seorang tokoh publik ia tidak mau menerima uang hasil tindak kejahatan. Untuk itu, ia akan mengembalikan kontrak yang diberikan DNA Pro senilai hampir Rp1 miliar melalui Bareskrim Polri. ***