EmitenNews.com - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal IV 2021 mencatat kewajiban neto USS$278,6 miliar. Angka tersebut setara dengan 23,5% dari produk domestik bruto (PDB).

 

Menurut Bank Indonesia, PII pada kuartal IV tersebut meningkat dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal III 2021 sebesar US$277,3 miliar (24,2% dari PDB).

 

"Peningkatan kewajiban neto tersebut berasal dari peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) dan penurunan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN)," tulis Bank Indonesia, Jumat (25/3/2022).

 

Bank Indonesia merinci, posisi KFLN Indonesia meningkat tipis, sejalan dengan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung. Posisi KFLN Indonesia naik 0,1% (qtq) dari US$709,2 miliar pada akhir kuartal III 2021 menjadi US$709,6 miliar pada akhir kuartal IV 2021.

 

Peningkatan kewajiban tersebut antara lain disebabkan oleh aliran masuk investasi langsung dalam bentuk ekuitas sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik. Peningkatan KFLN juga dikontribusikan oleh faktor revaluasi positif atas nilai instrumen keuangan domestik yang dipengaruhi kenaikan kinerja saham serta penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

 

Sementara, posisi AFLN Indonesia sedikit menurun, sejalan dengan kebutuhan pembiayaan.  Pada akhir kuartal IV 2021, posisi AFLN sedikit turun sebesar 0,2% (qtq) dari US$431,9 miliar pada akhir kuartal sebelumnya menjadi US$431,0 miliar.

 

"Penurunan aset investasi lainnya bersumber dari penarikan simpanan sektor swasta domestik pada bank di luar negeri sejalan dengan kebutuhan pembiayaan aktivitas perekonomian serta penurunan cadangan devisa antara lain disebabkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah," kata Bank Indonesia menambahkan.

 

Penurunan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh revaluasi positif akibat peningkatan rerata indeks saham dan harga aset lainnya pada negara penempatan.

 

Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV 2021 dan keseluruhan tahun 2021 tetap terjaga serta mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB untuk keseluruhan 2021 yang menurun dibandingkan 2020.