EmitenNews.com -Setelah melewati masa pandemi dan konflik geopolitik, ditengah pelemahan ekonomi global dan penurunan harga  komoditas, Indonesia masih dapat mencatatkan pertumbuhan PDB 5.17% YoY pada 2Q23. Sementara itu, pertumbuhan  tertinggi tercatat pada industri transportasi dan pergudangan sebesar 15.28% YoY seiring dengan pulihnya mobilitas  masyarakat. Sementara kontribusi dari angkutan laut tercatat tumbuh 18.26% YoY sejalan dengan peningkatan volume  barang dan penumpang.

 

Industri minyak dan gas domestik maupun global telah mengalami volatilitas yang signifikan, ditambah dengan tensi  geopolitik serta pengaruh ekonomi global telah berdampak terhadap pasokan maupun permintaan kedua komoditas  tersebut. Konsumsi minyak mentah mulai membaik seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik pasca Covid-19, yang  mencapai 1.6 juta barel per hari pada FY22. Dari sisi pasokan, produksi minyak Indonesia hingga Mei 2023 sebesar 0.61 juta barel per hari, sementara produksi diekspektasikan mencapai 0.63 juta barel per hari hingga FY23E dengan target  mencapai 0.68 juta barel per hari hingga lima tahun kedepan (CAGR 1.6%). Rencana tersebut dapat memberikan dampak positif bagi ELPI sebagai penyedia layanan pendukung offshore di Indonesia.


Salah satu perusahaan yang ketiban berkah dari berbagai kondisi tersebut adalah emiten PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) bergerak di bidang transportasi laut di Indonesia yang menyediakan layanan penyewaan kapal, pekerjaan lepas pantai, logistik, engineering procurement construction, dan training & development. Perseroan didirikan pada 1992 dan saat ini telah mengoperasikan lebih dari 100 unit armada.

 

Tobias Bernas Head of Research PT Semesta Indovest Sekuritas dalam risetnya menyebut, target saham ELPI ada di lavel 500 berkat dorongan kinerja yang mengalami lonjakan signifikan.

 

Semesta Indovest Sekuritas menyebut, setelah pertumbuhan signifikan pada FY22, Kami yakin kinerja perseroan akan terus bertumbuh seiring investasi offshore yang diproyeksikan tumbuh secara stabil hingga FY26F (CAGR 6.20%). Kami mengestimasikan pendapatan perseroan FY23F/24F mencapai IDR 937 miliar dan IDR 1 triliun (CAGR16.54% FY22-24F).

 

Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan FY22 sebesar 17.06% YoY*, didorong oleh kenaikan pendapatan kapal dimiliki 10.96% YoY dan kapal di sewa 67.59% YoY. Kami optimis perseroan dapat mencatat kinerja yang lebih baik kedepannya (CAGR 9.84% FY22-27F), didukung permintaan yang tinggi atas kapal pendukung offshore, serta berbagai langkah strategis jangka panjang perseroan. 

 

Perseroan juga melakukan diversifikasi pada industri non-offshore, dengan memiliki kontrak untuk mengangkut batu bara. Pendapatan non-offshore hinggi 9M23 mencapai 38.91% dari total pendapatan perseroan. Pertumbuhan tersebut didukung oleh ESDM yang menargetkan produksi batubara FY23 mencapai 694.5 juta ton. Perseroan juga telah menambah 5 kapal tug&barge dengan kapasitas masing-masing 20 ton dan 7,500 MT per unit, serta mother vessel yang diestimasikan berkapasitas 1.1 juta MT/tahun. 

 

Berdasarkan potensi pertumbuhan industri maupun perseroan, kami percaya bahwa perseroan dapat mencatatkan pertumbuhan yang baik. "Kami merekomendasikan BUY dengan target price IDR 500 , mengimplikasikan 19.13x P/E dan 11.73x EV/EBITDA FY23F. Risiko utama: 1) permintaan sewa kapal yang lebih rendah, 2) kontrak yang tidak diperpanjang, 3) persaingan yang lebih ketat," kata Tobias Bernas.

 

ELPI mencatatkan pendapatan 3Q23 sebesar IDR380.9 miliar (+79.1% QoQ, +115.3% YoY), membawa pendapatan  selama 9M23 mencapai IDR806.1 miliar (+76.1%). Pertumbuhan yang signifikan tersebut didukung dengan kenaikan yang  masif pada segmen bisnis kapal disewa mencapai IDR248.6 miliar (+23,343.2% YoY), sedangkan segmen bisnis kapal dimiliki sebesar IDR131.1 miliar (-21.0% YoY), dan penurunan pada pedapatan lain-lain menjadi IDR1.2 miliar (-88.0% YoY). Sementara itu, peningkatan pendapatan pada 3Q23 juga disebabkan piutang yang terkonversikan menjadi  pendapatan perseroan pada periode tersebut.