Kinerja Solid! Pendapatan dan Laba ELPI Kompak Melesat
Kapal tengah mengangkut batu bara untuk dikirim ke konsumen. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari (ELPI) per 30 September 2024 membukukan pendapatan Rp893,83 miliar. Melejit 11 persen dari periode sama tahun lalu Rp806,05 miliar. Kinerja positif itu, dipacu kerja sama baru dengan sejumlah pelanggan, amandemen, dan penambahan kontrak dengan pelanggan existing.
Peningkatan itu, juga disertai pertumbuhan laba kotor dari Rp189,90 miliar menjadi Rp198,43 miliar atau meningkat 4 persen dari periode sama 2023. Kinerja makin cemerlang itu, tidak lepas dari strategi bisnis dengan cara efisiensi biaya operasional kapal, dan penurunan skema reduksi sebelumnya melonjak pada kuartal III 2023.
“Selain itu, efektivitas pengelolaan biaya operasional perusahaan tercermin dari kenaikan laba operasi 6 persen dari Rp155.71 miliar menjadi Rp165,14 miliar dibanding kuartal-III tahun lalu. Kinerja solid itu, tecermin dengan laba bersih naik 13 persen menjadi Rp171,56 miliar dibanding edisi sama 2023 sebesar Rp152,43 miliar. Kenaikan itu, juga merupakan kontribusi dari bagian laba entitas anak Malaysia,” tutur Efilya Kusumadewi, Direktur Keuangan ELPI.
Debt to Equity Ratio (DER) terjaga di bawah 230 persen, Debt Service Coverage Ratio (DSCR) di atas 1 kali (100 persen), Current Ratio di atas 1 kali (100 persen) menunjukkan entitas masih memenuhi persyaratan ditetapkan bank kreditur. Keberhasilan grup juga terlihat dari peningkatan EBITDA 16 persen menjadi Rp302,81 miliar. Dalam hal solvabilitas, DER mencapai 27 persen, DSCR 5,31, dan current ratio 421 persen.
Kenaikan pendapatan segmen offshore berkontribusi terbesar bagi grup menjadi Rp526,89 miliar atau kenaikan setara 7 persen secara tahunan. Sedang Segmen non-offshore mengalami peningkatan pendapatan menjadi Rp366,93 miliar atau setara 17 persen per 30 September 2024 dari jumlah keseluruhan pendapatan non-offshore. Kenaikan pendapatan segmen non-offshore merupakan kontribusi armada baru milik sendiri, juga menyebabkan peningkatan signifikan dalam biaya depresiasi. Itu berdampak pada penurunan laba bersih non-offshore akibat kenaikan depresiasi 1.875 persen YoY.
Secara prospek kinerja, Wawan Heri Purnomo, Sekretaris Perusahaan Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari mengatakan Offshore Marine untuk 2025-2030 terlihat menjanjikan, seiring meningkat permintaan energi tingkat global, dan nasional. Kementerian ESDM terus berupaya mengoptimalkan produksi untuk mencapai target RAPBN 2025 dalam peningkatan produksi minyak nasional.
“Saat ini, ExxonMobil Cepu berkontribusi 143 ribu barel per hari terhadap produksi minyak nasional. Sementara itu, total produksi dari grup Pertamina menyumbang sekitar 60 persen dari total produksi minyak nasional. Situasi ini akan meningkatkan permintaan terhadap Offshore Supply Vessels (OSV), dan menciptakan peluang pasar yang menarik bagi grup,” ujar Wawan.
Sampai kuartal III 2024, peningkatan kinerja ELPI, penetrasi bisnis dengan memperluas area operasional, melakukan ekspansi, eksplorasi pada entitas usaha, dan afiliasi saat ini terus dilakukan. “ELPI juga tengah berupaya menjalankan strategi bisnis dengan beradaptasi terhadap tren kebijakan lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) perusahaan mengacu pada standar global,” tutup Wawan. (*)
Related News
MNC Digital (MSIN) Catat Pendapatan Tergerus 3 Persen di Kuartal III
Kedawung Setia (KDSI) Gelar Stock Split 1:4, Cek Tanggalnya!
Trinitan Metals (PURE) Lego Saham Cucu Usaha, Ini Alasannya
Saraswanti (SWID) Catat Laba Drop 48 Persen Sisa Rp10M di Kuartal III
Pelayaran Bina Buana (BBRM) Beli Kapal USD12,1 Juta, Ini Tujuannya
Pendiri Intiland (DILD) Lego 2,51 Persen Saham Harga Atas, Ada Apa?