EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak datar cenderung menguat. Itu terjadi di tengah sinyal beragam pasar regional. Di mana, para investor masih akan menunggu arah kebijakan suku bunga ke depan.


Sementara itu, harga komoditas tengah berfluktuasi. Harga oil melemah, dan batu bara berada di level USD350 per ton. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.040, dan resisten 7.105,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Selasa (22/11).


Secara teknikal, Indeks masih berada di trend sideway setelah memantul dari area support, dan masih akan menguji resistance. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain AMAR, SCMA, ADRO, SIDO, INDF, dan AVIA.


Menyudahi perdagangan kemarin, Indeks minus 0,27 persen menjadi 7.063. Beberapa sektor mengalami koreksi antara lain technology minus 1,77 persen, financials susut 0,71 persen, dan basic materials tereduksi 0,27 persen. Investor asing membukukan net sell pasar regular Rp151 miliar. Saham-saham paling banyak dijual investor asing di antaranya UNVR, GOTO, dan TOWR.


Sementara itu, ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak ditutup melemah. Pelaku pasar khawatir akan isyarat The Fed menaikkan suku bunga semenatara harga komoditas minyak mengalami pelemahan. Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 China juga memberikan sentimen negatif pasar AS.


Pagi ini, bursa Asia telah bergerak mix. Index Nikkei 225 menguat 0,78 persen, dan Kospi melemah 0,23 persen. Koreksi indeks Korea Selatan pagi ini menyusul rilis data consumer confidence lebih rendah menjadi 86,5. (*)