EmitenNews.com - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) kembali menjadi sorotan jelang RUPSLB pada 27 Oktober 2025. Hal ini menyusul persetujuan EGM Hilong Holding Limited Hongkong terkait akuisisi kapal pipe-laying & lifting vessel Hai Long 106 senilai USD100 juta atau setara Rp1,61 triliun dari Hilong Shipping Holding Limited (HSHL).

Skala transaksi jumbo tersebut membuat pasar menelisik siapa saja investor yang menopang ekspansi offshore CBRE.

Merujuk keterbukaan informasi, transaksi ini tidak hanya mencakup pembelian kapal, tetapi juga penerbitan Promissory Note (PN) sebagai bagian dari mekanisme pembayaran dan merupakan satu kesatuan dengan rencana pembelian armada.

Total PN yang diterbitkan mencapai USD55 juta kepada empat pihak non-afiliasi, yaitu Yafin Tandiono Tan, PT Superkrane Mitra Utama Tbk. (SKRN), PT Saga Investama Sedaya, serta Hilong Shipping Holding Limited. Hilong tercatat sebagai single entity investor dengan porsi terbesar senilai USD25 juta atau 25%.

Namun, jika ditelusuri lebih dalam, terdapat investor strategis lain yang menguasai porsi mencapai total 30%, yaitu Yafin Tandiono Tan beserta entitas terkaitnya.

 Rinciannya meliputi kontribusi Yafin senilai USD11 juta (11%), PT Saga Investama Sedaya sebesar USD12,5 juta (12,5%), dan SKRN sebesar USD6,5 juta (6,5%).

Data dari laman resmi Superkrane dan Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa Yafin Tandiono Tan menjabat sebagai Presiden Direktur SKRN serta memiliki 50% saham di PT Saga Investama Sedaya.

 Selain itu, Saga juga merupakan pemegang saham pengendali SKRN dengan porsi kepemilikan 59,75%, sekaligus memiliki 70% saham PT Gunanusa Utama Fabricators (GUF).

 GUF saat ini tengah mengerjakan proyek EPCIC Petronas Hidayah Field Phase 1 bersama Hafar sebagai konsorsium kontraktor, yang mencakup layanan Engineering, Procurement, Construction, Installation, dan Commissioning.

Dengan keterhubungan tersebut, keterlibatan CBRE, SKRN, serta konsorsium Gunanusa–Hafar membuka peluang sinergi yang semakin kuat di proyek-proyek EPCIC ke depan.

Masuknya Hai Long 106 ke dalam portofolio CBRE juga berpotensi menciptakan integrasi vertikal di sektor energi, mulai dari penyediaan alat berat, konstruksi offshore, proyek energi terbarukan seperti offshore windfarm, hingga operasional kapal pipe-laying & lifting.

Saham CBRE pada perdagangan Jumat (24/10) naik 18,4 persen ke level Rp1.570.

CBRE dalam sebulan terbang 182 persen dari harga Rp555 pada 26 September 2025. Dalam enam bulan melesat 5.938 persen dari harga Rp26 pada 28 April 2025. Secara tahunan (YTD) melesat 8.163 persen dari harga Rp19 pada awal Januari 2025.