EmitenNews.com - Bundamedik (BHMS) harus menelan pil pahit. Program management and employee stock option program (MESOP) gagal menggoda investor. Sepanjang 30 hari gelaran MESOP, program tersebut berakhir nihil transaksi.

Pada hajatan itu, Bundamedik menawarkan jumlah opsi maksimal Rp19,41 miliar. Itu dengan menerbitkan saham sebanyak 22.500.000 helai alias 22,5 juta eksemplar. Program MESOP tersebut dibekali dengan harga pelaksanaan Rp863 per lembar. 

Sayangnya, program yang digeber sejak 1 November 2023 hingga 12 Desember 2023 rupanya kurang seksi. Tidak mengecoh perhatian investor atau peserta program untuk mengonversi opsi menjadi kepemilikan saham bagi eksekutornya. 

”Jumlah opsi yang belum dilaksanakan, dan masih berlaku untuk program berikutnya tercatat sebanyak 22.500.000 helai alias 22,5 juta eksemplar,” tulis Mesha Rizal Sini, President Director Bundamedik. 

Tindakan tersebut berdasar pada Pasal 43A Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (sebagaimana diubah dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 14/POJK.04/2019) dan Surat Edaran PT Bursa Efek Indonesia Nomor SE-00002/BEI/03-2020 tanggal 2 Maret 2020 perihal Tata Cara Pelaksanaan Program Kepemilikan Saham.

Jumlah hak opsi yang dikonversi untuk periode pelaksanaan ini maksimal 22.500.000 saham. Dan, hak opsi belum dikonversi pada periode pelaksanaan ini dapat dilakukan pada periode pelaksanaan berikutnya. ”Pelaksanaan MESOP tidak berdampak material terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan operasional perseroan,” imbuhnya. (*)