EmitenNews.com—PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) perusahaan investasi bidang komoditas yang berorientasi pada prinsip keberlanjutan dan merupakan bagian dari Maktour Group, mencatatkan kinerja gemilang pada 2022. Perseroan berada pada jalur positif sebagai perusahaan yang menitikberatkan pada efektivitas lahan dan pentingnya meningkatkan nilai tambah termasuk dari limbah hasil perkebunan.


Laporan keuangan MKTR yang berakhir pada Desember 2022 mencatat nilai penjualan sebesar Rp627,880 miliar atau meningkat 23% dibandingkan Rp512,355 miliar pada setahun penuh 2021. 


Kenaikan nilai penjualan tersebut terjadi pada situasi perseroan berhasil menjalankan sejumlah strategi efisiensi pada berbagai pos pengeluaran. Beban Usaha pada tahun 2022 hanya mengalami kenaikan kurang dari 2% sedangkan Beban Keuangan turun 10% dan Beban Lain-lain secara bersih berkurang signifikan mencapai 38% menjadi Rp31,852 miliar pada tahun 2022 dibandingkan Rp51,310 miliar pada tahun 2021.


Hasilnya, laba bersih Perseroan tercatat sebesar Rp61,523 miliar pada tahun 2022. Terjadi lonjakan sebesar 301% dibandingkan Rp15,321 miliar pada tahun 2021.


Direktur Utama MKTR Harry M. Nadir, saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta mengatakan, “Penuh rasa syukur kami ucapkan atas perjalanan perusahaan pada tahun 2022. Kami berhasil meraih kinerja positif pada tahun pertama sebagai perusahaan publik sehingga menjadikan situasi ini sebagai langkah awal yang fundamental bagi perusahaan yang sedang dalam proses menjadi perusahaan investasi bidang komoditas terdepan dengan konsep yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.”


Pencapaian pada 2022 ini merupakan kelanjutan atas konsistensi pertumbuhan MKTR yang dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang menjadi salah satu perusahaan dengan tata kelola terbaik dengan konsep integrasi antara hasil perkebunan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah dengan standar yang tinggi serta manajemen yang baik. 


”Dalam pelaksanaannya, MKTR akan tetap mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan terbaik. Hal ini merupakan komitmen kami supaya tujuan sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan dan secara jangka panjang bisa tercapai. Kami percaya bahwa peningkatan praktik dan prinsip tata kelola akan sejalan dengan peningkatan performa bisnis dan keuangan perusahaan,” kata Harry.


Pasca IPO, kapasitas MKTR sebagai perusahaan investasi di bidang agrobisnis terus meningkat. Selain kapasitas permodalan dari dana hasil penawaran saham, kepercayaan institusi keuangan terhadap prospek bisnis MKTR juga semakin kuat.


Saat ini, MKTR memiliki fasilitas keuangan terbaru sebesar Rp375 miliar dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI) yang bisa digunakan Perseroan dalam beberapa rencana ekspansi bisnis. Fasilitas yang diraih sejak Maret 2023 ini merupakan tambahan kekuatan likuiditas bagi Perseroan dalam rangka menyesuaikan kebutuhan pengembangan usaha.


Salah satu rencana terdekat dari pengembangan bisnis MKTR yang diarahkan untuk menciptakan sumber pendapatan baru adalah pembangunan fasilitas Kernel Crushing Plant (KCP). Hasil dari produksi kernel sawit ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku oleochemical.


Selain itu, perseroan juga dalam persiapan pembangunan pabrik pupuk organik. Fasilitas ini dihadirkan untuk optimalisasi limbah di area produksi milik MKTR supaya bernilai tambah baik untuk keperluan perkebunan milik sendiri maupun untuk kebutuhan di luar Perusahaan.


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MKTR yang berlangsung secara daring pada 12 April 2023 menyepakati pembagian dividen untuk hasil kinerja tahun buku 2022. Nilai diberikan kepada para pemegang saham adalah total sebesar Rp12 miliar yang merupakan 19,5% dari laba bersih diraih pada tahun buku 2022 atau setara Rp 1 per saham.


”Kami berkomitmen untuk selalu memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepada manajemen perseroan, seperti melalui pembagian dividen ini. Kemampuan untuk bisa berbagi keuntungan melalui dividen ini tidak terlepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan tata kelolanya,” Harry mengungkapkan.


Keberhasilan dalam penguatan prinsip tata kelola berimbas pada disiplin keuangan di perusahaan yang akhirnya menciptakan efisiensi. Pada akhirnya, efisiensi yang terjadi berdampak positif terhadap kinerja keuangan sehingga terjadi pertumbuhan laba bersih yang signifikan pada tahun 2022.