“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kami terus membaik. NPL Gross di level 3,6 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25 persen, Sedangkan NPL Nett sebesar 1,28%, turun dari posisi 1,94%,” kata Haru.

 

Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 28,81 persen pada kuartal I/2022 menjadi Rp3,57 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp2,77 triliun.

 

Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,31 persen pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29 persen di kuartal I/2022.

 

Menurut Haru, meski rasio NPL mengalami perbaikan, Bank BTN pada kuartal I/2022 tetap menaikkan rasio cadangan menjadi 146,73 persen dari 115,93 persen pada kuartal I/2021. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan, pada kuartal I/2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp290,53 triliun.

 

Dari jumlah tersebut, perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp128,26 triliun naik sebesar 13,85 persen dibandingkan akhir Maret 2021 sebesar Rp112,66 triliun. “Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15% dari total DPK Bank BTN pada kuartal I/2022,” jelasnya.

 

Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana pada kuartal I/2022 menjadi 2,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar 3,69 persen.

 

Fokus Bank BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96 persen menjadi Rp162,27 triliun pada kuartal I/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp182,25 triliun. “Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60%, pada kuatal I/2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen,” tegasnya.

 

Lebih lanjut Haru menegaskan, BBTN terus mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Salah satunya, dengan menggenjot pembiayaan perumahan untuk kalangan milenial.