EmitenNews.com -  PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang 2023, mencatatkan laba bersih Rp4,8 triliun atau anjlok 11,45 persen (y-o-y), lantaran tergerus oleh penurunan penjualan sebesar 6,33 persen (y-o-y).

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan Rabu (7/2), disebutkan penurunan laba 2023 tersebut dipicu turunnya penjualan bersih UNVR pada 2023 sebesar Rp38,61 triliun atau merosot 6,33 persen dibandingkan dengan capaian di 2022 yang mencapai Rp41,22 triliun.

 

Namun demikian, UNVR mampu menekan beban pokok penjualan di sepanjang 2023 sebesar 12,3 persen (y-o-y) menjadi Rp19,42 triliun. Sehingga, laba bruto untuk Tahun Buku 2023 menjadi Rp19,19 triliun atau bertumbuh tipis 0,68 persen (y-o-y).

Sehingga laba usaha UNVR di sepanjang 2023 tercatat melorot 11,17 persen (y-o-y) menjadi Rp6,28 triliun. Penurunan laba usaha ini terutama dipengaruhi oleh lonjakan beban pemasaran dan penjualan, peningkatan beban umum dan beban administrasi.

 

Kinerja income statement UNVR di 2023 juga semakin tertekan oleh biaya keuangan yang melambung 24,36 persen (y-o-y) menjadi Rp105,97 miliar. Sementara itu, penghasilan keuangan pada tahun lalu tercatat menurun menjadi Rp28,56 miliar dari Rp10,21 miliar pada 2022.

Adapun laba sebelum pajak penghasilan (neto) di 2023 tercatat Rp6,2 triliun atau terpuruk 11,3 persen dibandingkan dengan capaian di 2022 yang mencapai Rp6,99 triliun.

 

Dengan adanya beban pajak penghasilan di 2023 sebesar Rp1,4 triliun, maka laba bersih tahun berjalan yang dicatatkan UNVR menjadi Rp4,8 triliun atau anjlok 11,45 persen (y-o-y). Perlu diketahui, EBITDA UNVR di 2023 hanya senilai Rp7,23 triliun atau melorot 10,96 persen (y-o-y).

Dengan adanya penurunan laba bersih tersebut, maka jumlah ekuitas UNVR per 31 Desember 2023 ikut mengalami penurunan sebesar 15,5 persen menjadi Rp3,38 triliun dari posisi per 31 Desember 2022 yang mencapai Rp4 triliun.

 

Per akhir Desember 2023, total liabilitas UNVR tercatat Rp13,28 triliun atau menurun 7,26 persen (y-o-y), yang didominasi kewajiban jangka pendek mencapai Rp11,22 triliun.