EmitenNews.com - Dua pemimpin negara penghasil sawit terbesar di dunia berkolaborasi. Presiden Joko Widodo mengajak Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim terus memperkuat kerja sama dalam melawan berbagai diskriminasi yang diberlakukan Uni Eropa terhadap kelapa sawit.

 

"Saya sangat menghargai baru-baru ini dilakukan joint mission Indonesia-Malaysia ke Brussel; dan kolaborasi semacam ini harus terus diperkuat," kata Presiden Jokowi dalam jumpa pers bersama PM Anwar Ibrahim usai pertemuan di Seri Perdana, Putrajaya, Malaysia, Kamis (8/6/2023).

 

Dalam kanal YouTube stasiun televisi Buletin TV3 Malaysia, Jokowi mengatakan hal itu merujuk pada misi bersama Indonesia-Malaysia ke Uni Eropa pada 30-31 Mei 2021 di Brussel, Belgia.

 

Indonesia dan Malaysia menyampaikan keprihatinan mengenai aturan European Union Deforestation Free Regulation (EUDR) yang dinilai dapat menghambat akses komoditas kelapa sawit ke pasar Uni Eropa. Selain itu, EUDR berpotensi merugikan para petani kecil karena terbebani persyaratan penyerta regulasi tersebut.

 

"Jangan sampai komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh Malaysia, oleh Indonesia, didiskriminasi di negara lain," tegas Presiden Jokowi. 

 

Sementara itu, PM Anwar Ibrahim mengatakan perlunya perlindungan industri sawit untuk melindungi petani kecil dan bukan hanya perusahaan besar.

 

Pada intinya, kedua pemimpin juga menekankan perlunya bekerja sama secara erat untuk mengatasi tindakan diskriminatif yang sangat merugikan terhadap kelapa sawit oleh Eropa melalui Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR).

 

Keduanya menggarisbawahi bahwa Uni Eropa perlu segera mengatasi tindakan diskriminatif tersebut dan bekerja menuju solusi yang adil dan merata.

 

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi beserta delegasi sedang melakukan kunjungan kerja dua hari ke Malaysia atas undangan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Kunjungan itu untuk lebih memperkuat hubungan yang telah terjalin lama dan dekat antara kedua negara.