EmitenNews.com - Virus optimisme menulari pelaku pasar modal. Itu terefleksi dari bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali menjejak posisi tertinggi pada perdagangan kemarin. Maklum, kran ekonomi kembali beroperasi setelah tutup pandemi Covid-19.


Wall Street pada perdagangan Senin (15/3) bervariasi. Indeks Dow Jones melesat 174,82 poin (0,5 persen) menjadi 32.953,46. Dow Jones tujuh hari beruntun menghijau. Terpanjang sejak Agustus. Indeks S&P 500 tumbuh 0,65 persen ke posisi 3.968,94. Level merupakan tertinggi baru. Indeks Nasdaq naik 1,1 persen menjadi 13.459,71.


Sejumlah harga saham teknologi kembali bergairah. Saham Apple menanjak 2,5 persen. Saham American Airlines menguat 7,7 persen, dan United Airlines naik 8,3 persen. Saham maskapai menyentuh level tertinggi setahun terakhir. Tepatnya, kala vaksin Covid-19 diluncurkan.


Efek positif paket stimulus Covid-19 senilai USD1,9 triliun sangat berpengaruh. IRS mulai memproses pembayaran langsung bantuan USD1.400 kepada jutaan warga Amerika Serikat (AS).


Pasar sempat tersendat menyusul Italia, Prancis, Jerman, Irlandia, dan Belanda menangguhkan vaksin Covid-19 made in AstraZeneca dan Universitas Oxford, karena masalah pembekuan darah. Selanjutnya, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sekitar 1,6 persen mengerem kenaikan harga saham beberapa pekan terakhir. Itu mendorong investor memilih saham siklikal.


Bayang-bayang yield obligasi AS akan menyelimuti gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Selasa (16/3) hari ini. Indeks akan bergerak pada rentang support 6.242, dan resistance 6.395. ”Kami merekomendasikan saham Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp6.525, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) Rp1.330, Buyung Poetra Sembada (HOKI) Rp278, Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Rp1.135, dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) Rp12.200,” tutur Equity Research Analyst Victoria Sekuritas Michael Alexander Santoso, Selasa (16/3).


Mereview perdagangan Senin (15/3), Indeks mengalami fluktuasi secara signifikan. Mengalami koreksi 0,53 persen menjadi 6.324,26. Itu terjadi imbas kenaikan yield obligasi AS bertenor 10 tahun ke level 1,64 persen, level tertinggi sejak Februari 2020 (12/3).


Karena itu, bursa Asia ditutup mixed cenderung menguat. ASX 200 naik 0,09 persen, HSI menguat 0,33 persen, KOSPI minus 0,28 persen, Nikkei surplus 0,17 persen, dan SSEC tekor 0,96 persen. Biro Statistik Nasional Tiongkok melansir produksi industri Januari-Februari naik 35,1 persen year on year (Yoy). Lebih tinggi dari bulan sebelumnya 7,3 persen, dan konsensus 30 persen. Penjualan ritel naik 33,8 persen Yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 4,6 persen Yoy, dan konsensus 32 persen. (abm)