EmitenNews.com - PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA) berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan siap melepas sebanyak 2,4 miliar saham baru dan 343 juta waran seri II. Adapun target dana dari rights issue sebesar Rp 120 miliar.


Perseroan akan mengumumkan harga pelaksanaan rights issue melalui prospektus setelah memperoleh restu dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada Kamis (13/1). Meski begitu, harga pelaksanaan rights issue paling sedikit sama dengan batas harga terendah sama yang diperdagangkan di pasar reguler dan tunai yaitu sebesar Rp 50 per saham.


"Dalam aksi ini, PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) akan menjadi pembeli siaga dan BIPP akan melakukan penyetoran pembelian saham perseroan secara tunai," jelas manajemen Magna Investama Mandiri dalam keterangan resmi, Rabu (12/1).


Perseroan mengungkapkan, dana yang diperoleh dari hasil rights issue akan digunakan untuk akuisisi dan modal kerja. Perseroan merinci, sekitar 54% akan dipakai untuk mengakuisisi sebanyak 53.580 saham atau setara 98% saham PT Grha Swahita (GS) yang dimiliki PT Tri Daya Investindo (TDI) sebesar Rp 1,2 juta per saham, sehingga perseroan bakal menggelontorkan dana sebanyak Rp 66 miliar untuk akuisisi tersebut.


Bukan hanya itu, sekitar 20,77% dana hasil rights issue juga akan perseroan pakai untuk mengambil alih sebanyak 25 ribu saham atau setara 59,24% saham PT BIP Sentosa (BS) yang dimiliki oleh BIPP dengan nilai transaksi sebesar Rp 1 juta per saham atau senilai Rp 25 miliar.


Selanjutnya, MGNA juga akan menggunakan sekitar 14,29% dana hasil right s issue untuk mengambil alih sebanyak 17.199 saham atau setara 40,75% saham BS yang dimiliki TDI dengan nilai transaksi Rp 1 per saham atau senilai Rp 17,9 miliar. Adapun sekitar 10% sisanya akan dipakai untuk modal kerja perseroan.


Rencana transaksi akuisisi tersebut memiliki hubungan afiliasi. Pasalnya, GS dan BS merupakan entitas anak dari BIPP dan TDI yang merupakan pihak yang terafiliasi dengan perseroan.


Pertimbangan perseroan melakukan akuisisi karena sejalan dengan strategi dan upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mempertahankan going concern , sehingga emiten yang bergerak di bidang penggilingan padi, penyosohan beras dan perdagangan besar beras ini berencana mengubah kegiatan usaha utamanya ke sektor usaha properti komersial, perhotelan dan sarana pendukung lainnya, real estate , pariwisata dan perusahaan holding .


"Dengan dijalankannya transaksi akuisisi, maka secara instan perseroan akan memiliki satu hotel yang saat ini dimiliki GS dan satu servis apartemen milik BS yang telah beroperasi penuh serta menghasilkan pendapatan berkelanjutan secara stabil. Termasuk memiliki bank tanah yang siap dikembangkan menjadi hotel yang terletak di lokasi strategis daerah tujuan wisata, Canggu Badung Bali dan pusat kota Manado," papar manajemen Magna Investama Mandiri .

Sementara, porsi modal kerja akan perseroan dan/atau entitas anak gunakan untuk aktivitas operasional serta studi awal dalam pengembangan hotel dan apartemen servis serta perluasan usaha sesuai dengan strategi bisnis perseroan ke depan.


Rencananya, perseroan akan melaksanakan RUPSLB pada Kamis (13/1), ringkasan risalah RUPSLB, Jumat (14/1) dan pengumuman ringkasan risalah RUPSLB di web BEI, aplikasi eASY. KSEI dan web emiten, dan pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI akan dilaksanakan pada Senin (17/1).


Berdasarkan laporan keuangan secara konsolidasian, saat ini MGNA memiliki jumlah aset lancar per 30 Juni 2021 sebesar Rp 1,4 miliar meningkat dibandingkan posisi asset pada 2020 sebesar Rp 641 juta. Sementara, liabilitas sejumlah Rp 51 miliar atau menyusut dibandingkan posisi 2020 sebesar Rp 55 miliar. pada periode Juni 2021, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 631 miliar, turun dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 16 miliar.