EmitenNews.com - Kalangan buruh mengancam menggelar deminstrasi besar-besaran pada 4 Oktober 2022. Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar demo tolak kenaikan harga BBM. Aksi yang diorganisir oleh Partai Buruh dan elemen-elemen pekerja itu, disebutkan akan diikuti ribuan buruh di 34 Provinsi di Indonesia. Khusus di DKI Jakarta, dan sekitarnya, 7 ribu buruh siap berunjuk rasa di istana presiden.


"Aksi di Jabodetabek akan dipusatkan di istana. Untuk di istana aksi akan diikuti kurang lebih oleh 5 ribu sampai 7 ribu orang se-Jabodetabek," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam konferensi pers virtual, Sabtu (17/9/2022).


Menurut Said Iqbal, harga minyak dunia sudah turun ke level USD80-an per barel. Seharusnya, hal ini bisa direspon oleh Presiden Joko Widodo dengan menurunkan harga BBM. Itulah yang menjadi alasan mendasar KSPI merancang demo besar-besaran sehari menjelang HUT TNI 2022 itu. Ia berpendapat dengan turunnya harga minyak dunia, seharusnya Presiden Joko Widodo menurunkan kembali harga BBM seperti semula.


Kalangan buruh menganggap pemerintah tidak menghiraukan aspirasi mereka selama ini. Karena itu, mereka bakal menggelar demonstrasi. Aksi demo lainnya juga bakal digelar oleh Aliansi Aksi Sejuta Buruh. Mereka akan berunjuk rasa serentak pada 10 Oktober 2022, di Jakarta dan di berbagai daerah lainnya.


Seperti KSPI, tuntutan aliansi buruh ini diikuti lebih dari 40 Konfederasi, Federasi, Serikat Pekerja di Seluruh Indonesia ini, terkait menurunkan harga BBM, Mencabut UU Omnibus Law Cipta Kerja, dan Membatalkan RUU-KUHP.


Dalam pernyataannya, Sabtu, Aliansi Aksi Sejuta Buruh menyatakan, protes buruh direspons pemerintah dengan menaikkan harga BBM yang membuat perekonomian kaum buruh semakin terjepit. Lainnya, juga mengesahkan revisi UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP).


Seperti sudah ditulis, Sabtu (3/9/2022), pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi. Saat ini harga BBM bersubsidi jenis Pertalite naik dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000. Solar subsidi kini Rp6.800 per liter dari sebelumnya Rp5.150. Pertamax naik dari Rp12.500/liter menjadi Rp14.500. ***