Mau Delisting, Nusantara Infrastructure (META) Masih Buka Pintu CLBK
EmitenNews.com -PT Metro Pacific Tollways Indonesia akan melakukan penawaran wajib atau tender offer atas saham publik PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) guna memenuhi salah satu syarat penghapusan sukarela pencatatan saham atau voluntary delisting dan menjadi perusahaan tertutup.
Mengutip keterangan resmi emiten infrastruktur grup Salim itu pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/11/2023) bahwa Pemegang Saham Pengendali META itu akan memasang harga penawaran lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman RUPS untuk perubahan status Perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup.
Jika mengacu pada data IDXMobile, harga rata rata META dalam tiga bulan perdagangan yakni Rp322 per lembar. Saat ini, investor publik memegang sebanyak 3.007.376.844 saham atau 16,98 persen porsi saham META. Jika semua mengikuti tender offer, maka pengendali META harus mengeluarkan dana sekurang-kurangnya Rp968 miliar.
Selain itu, anak usaha Sarana Multi infrastruktur yakni Indonesia Infrastructure Finance masih menyimpan sebanyak 1.483.067.500 lembar saham atau 8,37 persen porsi saham META. Jika anak usaha BUMN ini mengikuti tender offer maka grup Salim harus merogoh tambahan dana sekurang-kurangnya Rp477,5 miliar.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) akan mempertimbangkan untuk kembali masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atau relisting pasca memutuskan akan hengkang dari bursa alias delisting.
Direktur Utama META, Muhammad Ramdani Basri, mengatakan hal tersebut merupakan masukan bagi perseroan dan akan dipertimbangkan jika memang diperlukan.
"Ini akan kami catat dan evaluasi, kami akan pikirkan, ini suatu ide yang bagus," kata Ramdani dalam paparan publik secara daring pada Kamis (23/11/2023).
Sebagaimana diketahui, perseroan akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk melakukan voluntary delisting atau privatisasi. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Desember 2023 mendatang.
META memilih opsi voluntary delisting berdasarkan sejumlah alasan yaitu, sejumlah alasan yaitu, perseroan mengalami kerugian berturut-turut pada periode per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023.
Perseroan juga mengakui tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal sejak aksi korporasi dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dilakukan pada 2010 dan 2018.
Hal ini disebut tidak akan dilakukan lagi di masa depan. Selain itu, perseroan juga sudah tidak memberikan dividen kepada pemegang saham setelah tahun buku 2018.
Di samping itu, manajemen META juga berniat mengembangkan anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar atau capital intensive. Menurut manajemen, karakteristik bisnis tersebut membutuhkan periode lama untuk menghasilkan imbal hasil investasi (return-on-investment).
Related News
Pendapatan Turun, Maret 2024 Rugi BUVA Bengkak 747 Persen
Periksa! Ini Jadwal Dividen Garudafood (GOOD) Rp331 Miliar
Tumbuh 195 Persen, Laba Charoen (CPIN) Maret 2024 Sentuh Rp711 Miliar
Penjualan Susut, Laba FILM Maret 2024 Menanjak 59 Persen
Surplus 37 Persen, ADMR Maret 2024 Kemas Laba USD116 Juta
Meroket 678 Persen, Kuartal I-2024 CNMA Raup Laba Rp141 Miliar