EmitenNews.com - Vale Indonesia (INCO) mencatat penjualan 18.571 metrik ton nikel matte dengan pendapatan USD271,5 juta atau meningkat masing-masing sebesar 17 persen dan 30 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.


Vale juga membukukan laba lebih tinggi USD64,2 juta, meski beban pokok pendapatan lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya. Itu setara Rp911,64 miliar dengan estimasi kurs Rp14.200 per dolar AS. Harga realisasi rata-rata pada kuartal III-2021 yaitu 11 persen lebih tinggi dibanding kuartal II-2021.


Sisi biaya, beban pokok pendapatan Vale Group per metrik ton nikel matte meningkat 8 persen dari kuartal sebelumnya. Itu didorong harga batu bara lebih tinggi. ”Selain itu, kami juga diuntungkan lonjakan harga nikel selama periode tersebut,” tutur Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Kamis (28/10).


Selanjutnya, Ebitda tercatat USD125,0 juta atau naik 73 persen bila dibanding kuartal II-2021 dengan USD72,3 juta. Itu terutama karena volume penjualan lebih tinggi, dan harga realisasi lebih tinggi. Kas dan setara kas pada 30 September 2021 terkumpul USD469,6 juta, dan 30 Juni 2021 USD426,5 juta. Itu karena menerima pendapatan, dan restitusi pajak lebih tinggi pada periode ini.


Sementara itu, vale Indonesia mencatat pendapatan USD686,4 juta setara Rp9,75 triliun, naik 20,21 persen dari periode sama tahun lalu USD571 juta. Laba bersih mencapai USD122,9 juta atau Rp1,74 triliun, naik 60,65 persen dari sebelumnya USD76,5 juta. Itu dengan estimasi kurs Rp14.200 per dolar AS. (*)