"Dana murah atau CASA BNI juga masih mendominasi DPK, yaitu terjaga pada level 69,4% dari seluruh DPK. CASA terdongkrak hingga 17,1% yoy menjadi Rp 506,06 triliun. Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 2,6% pada akhir tahun 2020 menjadi 1,6% tahun 2021," imbuhnya

Dalam kesempatan tersebut, Direktur IT & Operasi BNI YB Hariantono menuturkan tahun lalu merupakan periode pembuktian BNI dalam melakukan ekspansi bisnis digital, salah satu Product Champion BNI adalah API Open Banking. BNI Open API tercatat telah memiliki 443 jenis layanan, yang merupakan jumlah terbanyak di antara bank peers. BNI Open API juga telah memiliki lebih dari 4.000 mitra.

 

Selain melalui Open API, BNI memiliki solusi layanan transaksi yang terintegrasi untuk nasabah bisnis dan institusi, termasuk UMKM, yaitu BNIDirect. Layanan BNIDirect meliputi manajemen pembayaran, manajemen koleksi, manajemen likuiditas, audit dan reporting, hingga layanan Garansi Bank dan ekspor-impor seperti L/C dan trade.

 

Karena keandalannya, BNIDirect juga digunakan oleh digital clients seperti e-commerce dan fintech. Total digital clients BNIDirect telah mencapai 321, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 198 klien. Adapun total transaksi BNIDirect sepanjang 2021 telah mencapai 494,3 juta transaksi dengan pertumbuhan 115,3% yoy, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4.615 triliun naik 14,2% yoy.

 

"Product Champion dari layanan digital BNI berikutnya adalah BNI Mobile Banking. Penggunanya telah menembus 10,81 juta dengan pertumbuhan 38,9% yoy. Nilai transaksi telah mencapai 615 triliun naik 31,9% yoy dengan jumlah transaksi dalam satu tahun penuh 434 juta naik 43,4% yoy," ujarnya.

 

Segmen Hijau Positif

 

Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan kinerja pembiayaan segmen hijau BNI juga tercatat sangat positif pada 2021. Portofolio hijau tercatat Rp 172,4 triliun atau 29,6% dari total portofolio kredit BNI.

 

Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp 117 triliun. Adapun, selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.

 

"Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik Tata Kelola Perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan," imbuhnya.