EmitenNews.com - PT Timah Tbk (TINS) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 483% di sepanjang tahun 2021, menjadi sebesar Rp1,3 triliun, dari rugi sebesar Rp341 miliar pada tahun 2020. Lonjakan laba bersih ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan di sepanjang tahun 2021 sebesar 21% menjadi Rp11,17 triliun dari sebesar Rp14,09 triliun.

 

Melesatnya harga komoditas timah di pasar internasional menjadi sebuah kesempatan istimewa bagi perseroan, karena dengan biaya produksi yang rendah perseroan mampu menjual komoditasnya di harga yang signifikan.

 

Berbanding lurus dengan laba bersihnya, EBITDA Perseroan naik 150% menjadi Rp2,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Berkurungnya beban finansial akibat "deleveraging strategy" dan kemampuan perseroan memilih sumber pendanaan berbiaya rendah menjadi salah satu faktor pendukungnya.

 

"Melesatnya performa perseroan menjadi sebuah hadiah istimewa di tengah situasi pandemi yang belum berakhir, namun tak menyurutkan optimisme manajemen bahwa di tahun - tahun berikutnya kinerja perseroan akan mampu lebih baik di dukung pemanfaatan teknologi penambangan yang lebih berkualitas dan berbiaya rendah"kata M. Krisna Sjarif selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, dalam keterangan tertulisnya. Hari ini Senin (14/3).

 

Selain itu, Krisna menambahkan, pemanfaatan teknologi Ausmelt yang akan beroperasi di semester kedua tahun ini, diharapkan mampu menekan biaya produksi pembuatan logam timah, sehingga profitabilitas perseroan akan semakin cemerlang di tengah iklim usaha yang semakin kompetitif.