EmitenNews.com—PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) sepanjang enam bulan pertama tahun 2022 membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD202,00 juta melonjak 490 persen dari enam bulan pertama tahun 2021 yang hanya USD34,18 juta.


Merujuk data laporan keuangan ADMR yg dimuat pada laman BEI, Senin (29/8/2022) tertulis pendapatan per 30 Juni senilai USD435,65 juta naik 165 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD164,15 juta.


Pendapatan yang melonjak juga turut mengantar beban pokok pendapatan yang naik 45 persen jadi USD148,24 juta dari sebelumnya USD102,37 juta.


Namun, laba bruto ADMR tetap mengalami pertumbuhan signifikan 365 persen ke USD287,41 juta jauh jika dibandingkan dengan angka periode sama tahun sebelumnya yang hanya USD61,78 juta.


Adapun pada pos laba usaha tercatat USD272,71 juta naik 438 persen dari USD50,66 juta. Sehingga laba sebelum pajak tercatat USD 263,38 juta naik dari sebelumnya USD44,04 juta.


Beban pajak yang ditanggung emiten tambang ini senilai USD59,72 juta naik dari sebelumnya USD9,50 juta. Berkat capaian itu maka laba bersaham dasar naik jadi USD0,0049 dari USD0,0047.


Total aset yang dimiliki oleh ADMR melesat 42 persen jadi USD1,13 miliar dari sebelumnya hanya USD804,17 juta. Hal itu di topang oleh liabilitas yang naik 27 persen jadi USD 731,45 juta dari USD577,60 juta dan ekuitas naik 80 persen jadi USD408,18 juta dari USD226,56 juta.


Presiden Direktur ADMR  Christian Ariano Rahmat, mengatakan, “Adaro Minerals telah menikmati paruh pertama yang kuat sebagai Perusahaan publik yang didukung oleh ASP yang lebih tinggi dan volume penjualan yang meningkat. Kami terus menerima minat yang kuat untuk kami produk batu bara kokas keras, yang menghasilkan pertumbuhan 9% pada volume penjualan 1H22. Harga yang kuat lingkungan meningkatkan ASP 1H22 kami sebesar 143%, karena kami menghasilkan profitabilitas yang kuat di Titik. 


Sementara aktivitas manufaktur dan konstruksi yang lebih lambat menghadirkan tantangan bagi batubara metalurgi di lingkungan saat ini, kami tetap berada di jalur yang tepat untuk memenuhi produksi kami panduan 2,8 - 3,3 Mt pada tahun 2022. Selain itu, kami terus mendukung transformasi di dalam Grup Adaro, mencapai tonggak baru dalam rencana kami untuk melakukan terobosan pada awal 2023 pada Pabrik peleburan aluminium sebagai proyek pertama dalam pembangunan industri hijau terbesar di dunia di Kaltara.